Polda Banten Sebut Pelajar Rentan Terpapar Paham Radikal Lewat Media Digital

Polda Banten menyebut pelajar merupakan salah satu usia yang rentan terpapar paham radikal dan terorisme.

Hairul Alwan
Jum'at, 18 Juli 2025 | 23:41 WIB
Polda Banten Sebut Pelajar Rentan Terpapar Paham Radikal Lewat Media Digital
Penmas Bidang Humas Polda Banten, AKBP Meryadi saat memaparkan edukasi anti terorisme, di Serang, Banten, Jumat 18 Juli 2025. [ANTARA/HO-Polda Banten]

SuaraBanten.id - Di balik layar ponsel pintar dan riuhnya interaksi di media sosial, sebuah ancaman senyap tengah mengintai masa depan bangsa, menargetkan pikiran-pikiran paling rapuh: para pelajar.

Menyadari kerentanan ini, Kepolisian Daerah (Polda) Banten kini tidak lagi hanya berpatroli di jalanan, tetapi juga "masuk kelas", menggencarkan program edukasi preventif untuk membangun benteng pertahanan dari gempuran paham radikal dan terorisme.

Langkah strategis ini bukanlah tanpa alasan. Kepolisian melihat adanya pergeseran medan pertempuran ideologi dari dunia nyata ke ruang-ruang digital yang setiap hari diakses oleh generasi muda.

Kasubbid Penerangan Masyarakat (Penmas) Bidang Humas Polda Banten, AKBP Meryadi, pada Jumat di Serang, secara gamblang menyatakan mengapa lingkungan pendidikan menjadi fokus utama.

Baca Juga:Eks Anggota DPRD Cilegon Dilaporkan ke Polda Banten, Diduga Serobot Lahan PT Pancapuri

"Program ini merupakan bagian dari upaya preventif Polri. Kami menyasar lingkungan pendidikan karena pelajar merupakan kelompok usia yang rentan terhadap paparan paham radikal, terutama melalui media digital," ujarnya.

Pernyataan ini menggarisbawahi sebuah realitas pahit: generasi yang lahir sebagai digital native memiliki akses tak terbatas terhadap informasi, namun seringkali belum dibekali kemampuan filter dan pemikiran kritis yang mumpuni.

Celah inilah yang dieksploitasi oleh kelompok-kelompok radikal untuk menyebarkan propaganda kebencian, intoleransi, dan narasi yang memutarbalikkan ajaran agama serta nilai-nilai kebangsaan. 

Sebagai wujud nyata dari aksi ini, Polda Banten menggandeng SMAN 2 Kota Serang, mengubah ruang kelas menjadi forum diskusi terbuka tentang ancaman yang tak kasat mata ini.

Tujuannya adalah membangun 'firewall' ideologi di dalam benak setiap siswa sebelum virus radikalisme sempat menginfeksi.

Baca Juga:Kasus Dugaan Korupsi Jamkrida Diselidiki Polda Banten

Materi yang diberikan pun dirancang khusus untuk membekali para pelajar dengan perangkat pertahanan diri.

"Untuk materi yang disampaikan mencakup pengenalan ciri-ciri paham radikal, metode penyebarannya, serta cara-cara preventif yang dapat dilakukan oleh pelajar dalam kehidupan sehari-hari," imbuh AKBP Meryadi.

Inisiatif ini mendapat sambutan hangat dari dunia pendidikan, Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Kota Serang, Sulaiman, melihat program ini sebagai suplemen bagi wawasan siswanya yang mungkin tidak mereka dapatkan dari kurikulum formal.

"Kegiatan ini sangat penting untuk menambah wawasan para siswa tentang bahaya paham radikal yang kini mengincar generasi muda," kata Sulaiman, menyiratkan adanya kesadaran bersama akan urgensi masalah ini.

Lebih penting lagi, dampak positif program ini terasa langsung di tingkat akar rumput, yakni para siswa itu sendiri.

Aditya, salah seorang peserta, mengaku program ini telah membuka cakrawala berpikirnya. Baginya, ini bukan sekadar sosialisasi, melainkan sebuah pencerahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini