SuaraBanten.id - Kobaran api PT Pertamina Energy Terminal LPG Tanjung Sekong alias PT Pertamina Tanjung Sekong di Lingkungan Baru I dan II, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Jumat 18 Juli 2025 dini hari memicu kepanikan warga sekitar.
Kobaran api yang terjadi di PT Pertamina Tanjung Sekong itu terjadi sekira pukul 04.00-06.30 WIB tadi memicu kepanikan warga di lingkungan sekitar.
Kobaran api yang membubung tinggi dari fasilitas PT Pertamina Tanjung Sekong menjadi pemicunya, memaksa warga sekitar terjaga dan waspada akan potensi bahaya yang lebih besar.
Insiden yang dilaporkan terjadi dalam rentang waktu krusial antara pukul 04.00 hingga 06.30 WIB ini memicu reaksi cepat dari warga.
Baca Juga:Gudang BBM di Tangerang Kebakaran Diduga Karena Dinamo Overheat, Lima Orang Jadi Korban
Suara pengumuman dari masjid setempat berusaha menenangkan, namun visual api yang menyala terang di langit subuh cukup untuk membuat sebagian warga bersiap mengungsi, mengamankan barang dan dokumen berharga.
Seorang warga setempat, Kartijah, menggambarkan betapa tegangnya situasi saat itu. Meskipun ada imbauan untuk tetap tenang, rasa cemas tak bisa dihindari.
"Jam 4 di Kampung Baru II itu diumumin di masjid katanya jangan panik, harap tenang," kata Kartijah dikutip dari Bantennews (Jaringan SuaraBanten.id), Jumat 18 Juli 2025.
Rasa takut dan trauma akan insiden serupa di tempat lain mendorongnya dan keluarga untuk mengambil langkah antisipasi.
Kepanikan yang ia rasakan begitu nyata hingga ia mempersiapkan diri untuk meninggalkan rumahnya kapan saja dan telah mengemas dokumen penting dalam satu tas.
Baca Juga:Truk Sampah DLHK Tangerang Kebakaran, Diduga Akibat Konsleting
"Saya takut kejadian kayak yang di Jawa itu kalau gak salah. Adik-adik saya mah udah ngungsi, saya juga tinggal bawa tasnya," tuturnya, menggambarkan kesigapan keluarganya menghadapi skenario terburuk.
Dugaan Kelebihan Pengisian sebagai Akar Masalah
Di tengah ketidakpastian, informasi mengenai penyebab insiden mulai beredar dari mulut ke mulut.
Kartijah menuturkan bahwa ia mendapat penjelasan dari salah satu pegawai Pertamina yang pulang dari shift pada pagi hari.
Menurut penuturan pegawai tersebut, kobaran api merupakan prosedur darurat yang harus dilakukan untuk mencegah bahaya yang lebih masif.
Api tersebut sengaja dibakar melalui cerobong (flare stack) sebagai langkah pengamanan.
"Katanya over pengisiannya. Soalnya kalau gak dibuang dari keluar asap seperti itu nanti efeknya meledak kata pegawai itu yang pulang tadi pagi," ungkap Kartijah.