-
Seorang siswa SD di Pamulang nyaris jatuh dari jendela lantai 3, memicu kekhawatiran publik tentang keamanan sekolah.
-
Kepala sekolah dinilai kurang transparan dan terkesan defensif saat dimintai keterangan, merusak kepercayaan publik.
-
Insiden ini jadi pengingat bagi semua pihak, pentingnya evaluasi standar keselamatan sekolah vertikal secara menyeluruh.
"Adi terus berusaha menghindari wartawan sambil melengos dan berjalan dari pelataran ke arah dalam sekolah," demikian yang teramati.
Sikap 'melengos' atau mengabaikan media ini seringkali diinterpretasikan sebagai kurangnya transparansi atau upaya untuk menghindari tanggung jawab.
Dalam konteks krisis dan isu keselamatan anak, sikap seperti ini berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan dan kepemimpinannya.
Meskipun siswanya hampir jatuh dari jendela lantai 3, Adi Junaidi tetap mengklaim sekolahnya aman.
Baca Juga:Demi Cuan Rp800, Dua Pedagang Kerupuk di Tangsel Adu Jotos Rebutan Lapak
"Untuk Benda 1 aman, udah gitu aja ya," katanya sambil berjalan dan menunjuk slogan "aman" yang dia maksud.
Pernyataan yang singkat dan terkesan defensif ini, di tengah insiden yang terekam jelas, justru menimbulkan pertanyaan tentang objektivitas penilaian keselamatan di lingkungan sekolah.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai langkah pengamanan siswanya, Adi Junaidi hanya menjawab ketus.
"Meningkatkan penjagaan, pembinaan ke anak, udah gitu aja. Anak-anak di sini mah baik-baik ko," pungkasnya, kembali melengos.
Jawaban yang meremehkan dan menyalahkan perilaku anak semata tanpa introspeksi terhadap sistem atau fasilitas keamanan sekolah dapat dianggap sebagai bentuk pengabaian terhadap isu inti.
Baca Juga:Heboh! Anggaran Perjalanan Dinas Pemkot Tangsel Rp117 Miliar Bikin Geleng-Geleng
Peristiwa ini bukan hanya tentang "anak-anak baik-baik," melainkan tentang kewajiban institusi untuk menyediakan lingkungan yang secara struktural aman dan pengawasan yang memadai.
Insiden di SDN Pondok Benda 1 Pamulang ini adalah alarm keras bagi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Kementerian Pendidikan, Dinas Pendidikan di tingkat provinsi dan kota, hingga manajemen sekolah.
Diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap standar keamanan bangunan sekolah, terutama yang memiliki lantai bertingkat. Pemasangan teralis pengaman pada jendela, desain bangunan yang ramah anak, serta peningkatan jumlah dan kualitas pengawas di setiap lantai harus menjadi prioritas.
Dinas Pendidikan Tangerang Selatan harus segera turun tangan, melakukan investigasi independen, dan memastikan bahwa setiap sekolah di bawah yurisdiksinya memenuhi standar keselamatan tertinggi. Keselamatan anak didik adalah investasi masa depan bangsa yang tidak dapat ditawar.
Kontributor : Wivy Hikmatullah