Tolong Bupati Lebak! Ada Warga Tinggal di Gubuk Reot yang Nyaris Roboh

Keluarga Rahmat dan tia harus tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Desa Keusik, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten.

Hairul Alwan
Rabu, 09 April 2025 | 23:51 WIB
Tolong Bupati Lebak! Ada Warga Tinggal di Gubuk Reot yang Nyaris Roboh
Kondisi rumah warga di Lebak, Banten yang tak layak huni. Meski telah diajukan untuk mendapat program perbaikan RTLH. [Sandi/bantennews]

SuaraBanten.id - Bupati Lebak, Moch. Hasbi Asyidiki Jayabaya tampaknya mesti tahu prihal Nasib miris yang dialami keluarga pasangan Rahmat (37) dan istrinya Tia (40) beserta kedua anaknya yang tinggal di Kampung Ciluluk, Desa Keusik, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten.

Keluarga Rahmat dan tia harus tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang berukuran 3×4 meter selama 10 tahun dan memerlukan bantuan Bupati Lebak, Moch. Hasbi Asyidiki Jayabaya .

Melansir Bantennews (Jaringan Suarabanten.id) yang langsung melakukan pantauan di lokasi, keluarga tersebut terpaksa tinggal di RTLH lantaran keterbatasan ekonomi. 
Selama 10 tahun, keluarga Rahmat tinggal di rumah yang terbuat dari kayu dan anyaman bambu.
Parahnya, bangunan tersebut sudah terlihat miring dan hampir roboh. 

Sementara pada setiap sisi bangunannya dipenuhi lubang dan hanya ditutupi terpal serta kain usang.

Baca Juga:Foto Bupati dan Wakil Bupati Lebak Diduga Dijual ke Sekolah, Dibanderol Rp300 Ribu

"Beginilah kondisi rumah saya, tidak ada ubin, atap juga sudah banyak yang bocor. Bahkan tiang penyangga dari kayu pun sudah sudah rapuh dimakan rayap," kata Tia kepada menjelaskan kondisi rumahnya yang dianggap sudah tidak layak huni.

Ia mengaku, telah tinggal di bangunan yang berada di di Kampung Ciluluk, Desa Keusik, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten itu selama 10 tahun terakhir.

"Saya sudah tinggal 10 tahun bersama suami dan anak-anak di rumah ini. Anak yang pertama sekolah kelas 5, dan yang bungsu kelas 2," ungkapnya menceritkan pendidikan kedua anaknya.

Kata dia, pekerjaan suaminya hanyalah buruh angkut pasir. Karenanya, jangankan untuk membangun rumah, untuk memenuhi lebutuhan sehari-hari saja masih sangat kesulitan.

"Penghasilan suami paling hanya Rp15 hingga Rp30 ribu per hari. Penghasilan tersebut hanya cukup untuk beli beras dan tempe saja," katanya mengungkapkan rata-rata pendapatan suaminya.

Baca Juga:Sanuji Pentamarta Janji Tingkatkan Layanan Kesehatan dan Pemodalan UMKM di Lebak

"Kalau dibilang cukup jelas nggak cukup, tapi saya coba dicukup-cukupi saja agar semuanya tercukupi," imbuhnya tampak pasrah dengan keadaan keluarganya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak