SuaraBanten.id - Sebuah niat sederhana untuk merenovasi dapur rumah berubah menjadi mimpi buruk bagi Aminudin, seorang kakek berusia 61 tahun di Cimanggu, Pandeglang, Banten. Bersama rekannya, Arsana (41), ia kini harus berhadapan dengan hukum dan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara akibat menebang phon di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).
Kesalahan fatal dua warga Pandeglang itu lantaran tebang pohon di kawasan TNUK. Satu batang pohon jenis kecapi di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang ditebang mereka membaca ancaman penjara yang tidak sebentar.
Kasus ini menjadi cerminan betapa seriusnya pelanggaran di kawasan konservasi TNUK, di mana niat pribadi harus berhadapan dengan sanksi hukum yang tak kenal ampun.
Kisah ini bermula dari rencana Aminudin untuk memperbaiki bagian dapur rumahnya.
Untuk kebutuhan bahan bangunan, ia kemudian menyuruh Arsana, yang berprofesi sebagai tukang tebang pohon, untuk mencari kayu.
Pilihan mereka jatuh pada sebatang pohon kecapi di dalam kawasan TNUK, yang kemudian mereka tebang dan olah menjadi bahan bangunan.
“Jadi pohon kecapi itu dia tebang, terus dibentuk untuk ukuran reng dengan panjang 4 meter dengan diameter 5 centimeter,” kata PS Kanit Reskrim Polsek Cimanggu, Bripka Guntur Haryanto dikutip dari Bantennews (Jaringan SuaraBanten.id), Sabtu 26 Juli 2025.
Namun, sebelum kayu-kayu itu sempat terpasang di dapur Aminudin, laporan dari petugas TNUK yang menemukan adanya pohon yang hilang membawa polisi ke kediaman mereka. Pada Kamis (24/7/2025), keduanya ditangkap di rumah masing-masing.
Polisi turut menyita barang bukti berupa delapan potongan kayu kecapi, 55 kayu olahan, dan satu unit gergaji mesin.
Baca Juga: Senjata Pemburu Badak Hingga Narkoba Rp400 Juta Dimusnahkan Kejari Pandeglang
Yang memberatkan posisi kedua pelaku adalah fakta bahwa mereka sebenarnya tahu perbuatan itu terlarang.
Menurut Guntur, Aminudin merupakan salah satu warga yang menjadi penggarap lahan sawah di dalam kawasan penyangga TNUK.
Aktivitasnya sehari-hari membuat ia sangat paham batasan dan aturan di hutan lindung tersebut.
“Pelaku ini sudah sering beraktivitas di kawasan tersebut, karena di kawasan tersebut ada lahan yang bisa digarap oleh masyarakat berupa sawah. Dan pelaku merupakan salah satu penggarap lahan itu,” ujarnya.
Pengetahuan ini mengindikasikan bahwa tindakan mereka bukanlah sebuah ketidaksengajaan, melainkan pilihan sadar yang didorong oleh kebutuhan pribadi.
“Jadi pelaku tahu kalau tidak boleh mengambil atau merusak di kawasan itu. Kemungkinan dia sengaja (menebang pohon) untuk kebutuhan dia pribadi, dan pelaku mengakui jika awalnya kayu tersebut akan digunakan untuk renovasi dapur rumahnya,” tambah Guntur.
Berita Terkait
-
Senjata Pemburu Badak Hingga Narkoba Rp400 Juta Dimusnahkan Kejari Pandeglang
-
Tabrakan Maut Pandeglang, Pemotor Tewas Usai Terpental 5 Meter
-
DM Instagram Berujung Ancaman Video Bugil, Pria di Pandeglang Gagahi Anak di Bawah Umur
-
Potret Pilu Balita Gizi Buruk di Pandeglang, Tak Punya BPJS dan Biaya Berobat
-
Puluhan Siswa SD di Pandeglang Tiga Tahun Belajar di Teras Sekolah, Kadindikpora Ngaku Belum Tahu
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Dorong UMKM Naik Kelas, BRI Pacu Penyaluran KUR Capai 74,4 Persen dari Alokasi 2025
-
Saldo Gratis ShopeePay Datang Lagi! Klik 5 Link Ini dan Raih Rp2,5 Juta Sekarang
-
Kompresor AC vs Kulkas: 5 Perbedaan Utama dan Manfaatnya
-
CSR PIK2 dan BNI Dorong Kemandirian UMKM Teluknaga Lewat Pendampingan Bisnis
-
Program Desa BRILiaN BRI Telah Bina 4.909 Desa di Seluruh Indonesia