Bukan Sekadar Teori: Kisah Mahasiswa IPB 'Menyatu' dengan Kota Kuasai Skala Lanskap Sesungguhnya

Mahasiswa Arsitektur Lanskap IPB Jelajah Karir di belajar desain & manajemen lanskap kota, i-Tree, & praktik lapangan.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 27 November 2025 | 13:05 WIB
Bukan Sekadar Teori: Kisah Mahasiswa IPB 'Menyatu' dengan Kota Kuasai Skala Lanskap Sesungguhnya
Mahasiswa Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor (IPB) mengikuti kegiatan Jelajah Karir bersama Agung Sedayu Group (ASG) di kawasan PIK2. [Dok Pribadi]
Baca 10 detik
  • Mahasiswa Arsitektur Lanskap IPB mengikuti Jelajah Karir Agung Sedayu Group (ASG) guna memahami desain lanskap skala kota PIK2.
  • ASG memperkenalkan teknologi i-Tree untuk menghitung karbon serta oksigen dari ruang hijau dalam sesi talk show interaktif.
  • Kegiatan diakhiri kunjungan lapangan melihat sistem irigasi, pemanfaatan sungai, dan proses perbanyakan tanaman di nursery ASG.

SuaraBanten.id - Mahasiswa Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor (IPB) mengikuti kegiatan Jelajah Karir bersama Agung Sedayu Group (ASG) di kawasan PIK2.

Mereka diajak mengenal langsung bagaimana lanskap skala kota dirancang, dikelola, dan dikembangkan oleh tim profesional Landscape Management ASG.

Kegiatan dibuka dengan talk show interaktif di mezanin Agung Sedayu Group Tower Pantai Indah Kapuk. Mahasiswa semester lima itu mendengar pemaparan soal proyek lanskap PIK2, jenis tanaman yang digunakan, hingga konsep desain yang diterapkan di kawasan tersebut. Sesi tanya jawab berlangsung intens dan membuat suasana lebih hidup.

Landscape Management Director ASG Ade Yusuf menjelaskan bahwa ASG rutin bekerja sama dengan kampus, termasuk IPB.

Baca Juga:Pedagang Es Keliling di Banten Rudapaksa 2 Anak Tiri, Aksi Bejat Terbongkar Saat Istri Bekerja

“Kami sudah lama berkolaborasi soal pengetahuan tanah dan tanaman. Program internship juga rutin berjalan dan pesertanya sudah lebih dari 20 orang,” ujar Ade dalam rilis yang diterima, Kamis (27/11/2025).

Ia memaparkan bahwa mahasiswa diperkenalkan pada teknologi lanskap i-Tree, perangkat lunak yang digunakan untuk menghitung karbon dan oksigen dari ruang hijau.

“Sampling kami sekitar 1,5 kilometer di area greenbelt. Ini cara kami mengukur perkembangan lanskap dan memastikan pendekatan ekologisnya tepat,” jelas dia.

Ade juga menegaskan bahwa PIK2 merupakan kawasan berskala kota yang kompleks, sehingga manajemen lanskapnya membutuhkan keahlian lintas disiplin.

“Tim yang memberi penjelasan hari ini juga ikut menyusun masterplan PIK2. Banyak expertise lain dari universitas dan asosiasi profesi yang terlibat meninjau kawasan ini,” terang dia.

Baca Juga:Pekerjakan 583 TKA Ilegal, Kemnaker Denda Perusahaan Banten Rp588 Juta

Setelah sesi diskusi, mahasiswa diajak meninjau lapangan. Mereka melihat sistem penyiraman, aliran sungai yang dimanfaatkan kembali untuk irigasi, hingga nursery yang digunakan untuk perbanyakan tanaman. Salah satu yang ditunjukkan adalah tanaman Ixora atau bunga Asoka yang diperbanyak melalui teknik stek.

Rizki Rifaldi, mahasiswa peserta, mengaku kunjungan lapangan membuat proses belajar lebih terasa. “Dengan turun langsung, bayangan soal dunia kerja lanskap jadi lebih jelas. Kalau cuma tertarik tapi nggak pernah lihat, ya cuma jadi bayangan,” katanya.

Hal serupa diungkapkan Khaira. Ia terkesan dengan sistem pengelolaan taman yang ditemuinya. “Saya baru pertama lihat manajemen taman se-terstruktur ini. Mulai dari penyiraman, pemanfaatan sungai untuk irigasi, sampai nursery yang lengkap. Perbanyakan tanamannya dipikirkan banget,” ungkapnya.

ASG membuka peluang bagi kampus lain untuk melakukan kunjungan serupa. “Kami welcome untuk universitas lain yang ingin belajar langsung di ASG. Mudah-mudahan kita bisa bangun bersama untuk Indonesia,” tutup Ade.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak