-
Dini Fitria akan kembali aktif sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga setelah dinonaktifkan sementara pasca penamparan.
-
Penonaktifan dilakukan Gubernur Banten agar situasi sekolah kondusif, bukan sebagai hukuman atau pemecatan.
-
Gubernur Banten memahami tamparan Dini Fitria sebagai bentuk kepedulian guru, dan guru didorong berani menegur siswa.
SuaraBanten.id - Status Dini Pitria sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga bakal diaktifkan kembali usai dinonaktifkan pada Selasa (14/10/2025) kemarin, buntut penamparan yang dilakukannya terhadap seorang siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.
Hal itu disampaikan Gubernur Banten Andra Soni usai mempertemukan keduanya di KP3B, Kota Serang pada Rabu (15/10/2025). Menurut Andra, penonaktifan Dini Pitria sebagai kepala sekolah dilakukan untuk menjaga situasi sekolah agar kondusif.
"Situasi saat itu tidak kondusif. Jadi keputusan Dindikbud agar semua kembali normal dalam proses pembelajaran. Sifatnya bukan hukuman atau pemberhentian, hanya nonaktif sementara," kata Andra, Rabu (15/10/2025).
Andra mengaku, pihaknya akan segera mengaktifkan kembali status Dini Pitria sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga guna menghindari persoalan baru bila dipindahkan ke sekolah lain.
Baca Juga:Siswa SMAN 1 Cimarga Serentak Bongkar 'Wajah Asli' Kepala Sekolah Dini Fitria
“Saya sampaikan, Bu, saya bisa saja memindahkan Ibu kemarin. Tapi presedennya bagaimana? Tidak saya pindahkan, Ibu kembali ke sana,” ujarnya.
Jika nanti muncul penolakan dari murid atau pihak lain, diungkapkan Andra, hal itu justru menunjukkan ada masalah lain yang perlu diselesaikan secara internal oleh Dini Pitria selaku kepala sekolah.

“Bu Dini bilang, ‘Pak, nanti anak-anak menolak dan sebagainya.’ Nah, berarti ada sesuatu yang lain. Itu kesimpulannya,” kata Andra.
Andra mengaku dirinya memahami tindakan Dini Pitria yang menegur keras hingga melakukan tamparan ke siswa yang kedapatan merokok lantaran sebagai bentuk kepedulian seorang guru terhadap muridnya.
Untuk itu, Andra pun menegaskan kepada seluruh tenaga pendidik agar tidak merasa takut untuk menegur siswanya yang memang berbuat kesalahan.
Baca Juga:Siswa SMAN 1 Cimarga Ditampar Kepsek Ternyata Bukan Perokok Berat, Wakasek Ungkap Fakta Mengejutkan
“Bu Dini mengakui ada terselip emosi, tapi bukan emosi untuk mencederai. Itu bentuk niat baik guru kepada murid. Masa iya ada murid merokok tidak ditegur? Sekolah bukan tempat merokok. Bukan hanya siswa, guru pun tidak boleh merokok,” terangnya.
“Ini pelajaran bagi guru: jangan sampai kejadian seperti ini membuat guru takut menegur murid karena khawatir dilaporkan ke polisi. Jangan seperti itu,” tambah Andra.
Kontributor : Yandi Sofyan