Pada hari itu juga, material bangunan dibeli dan para tukang langsung mulai bekerja.
"Kalau menunggu bantuan dinas, bisa berbulan-bulan. Jadi masyarakat langsung bergerak, ini kan demi anak-anak juga," kata Zaenuddin.
Pihak sekolah sebenarnya telah melaporkan kejadian ini ke pengawas dan Dinas Pendidikan Kabupaten Serang.
Namun, hingga Kamis, belum ada bantuan konkret yang turun. Hanya pengawas sekolah yang datang untuk meninjau lokasi, sementara nasib perbaikan dari pemerintah masih menggantung.
Baca Juga:Pedagang Stadion Ciceri Bingung Jualan di Mana Usai Kios Dibongkar
Akibatnya, sebanyak 67 siswa dari dua kelas tersebut terpaksa belajar di ruang darurat.
Siswa kelas lima kini menggunakan musala, sementara kelas enam menempati perpustakaan sekolah. Pihak sekolah berupaya keras agar KBM tetap berjalan di tengah keterbatasan.
"Yang penting anak-anak tetap belajar. Kami berupaya agar tidak ada yang trauma dan kegiatan belajar tetap berjalan normal," tandas Sofiati.