Miris, Satu Keluarga di Cikulur Banten Alami Lumpuh

Erni mengatakan, satu keluarga Saepul (55) yang mengalami kelumpuhan itu terdiri dari isteri bernama Ela (55) dan anaknya Edi (25) juga adik ipar Saepul

Andi Ahmad S
Jum'at, 12 Januari 2024 | 20:50 WIB
Miris, Satu Keluarga di Cikulur Banten Alami Lumpuh
Keluarga yang mengalami kelumpuhan di Kabupaten Lebak berharap bantuan dermawan dan pemerintah untuk meringankan beban ekonomi mereka. (ANTARA/Mansyur)

SuaraBanten.id - Miris, mungkin kata itu tepat ditunjukkan kepada satu keluarga di Kabupaten Lebak, Banten. Pasalnya, satu keluarga mengalami lumpuh.

Erni, seorang RT 09 RW 02 Kampung Cihuni Desa Curugpanjang Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak mengatakan, satu keluarga lumpuh di Lebak tersebut saat ini berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah maupun dermawan.

"Kami melihat keluarga mereka cukup prihatin, karena yang mengalami kelumpuhan enam orang dan hanya satu orang yang menjadi tulang punggung keluarga," katanya.

Erni mengatakan, satu keluarga Saepul (55) yang mengalami kelumpuhan itu terdiri dari isteri bernama Ela (55) dan anaknya Edi (25) juga adik ipar Saepul bernama Sumantri (34), Misro (50), Rohman (40), Rohmat (35) dan Maman (37).

Semua keluarga mereka menempati satu rumah panggung dan kondisinya cukup parah juga kesulitan untuk berjalan serta bergerak pada bagian kaki, tangan dan punggung.

Sedangkan,tulang punggung untuk memenuhi ketersediaan pangan dan ekonomi keluarga hanya mengandalkan Saepul.

Sedangkan, usaha Saepul sebagai buruh serabutan dan terkadang bisa memenuhi ketersediaan pangan keluarga jika ada yang menyuruh kerja.

Dan, jika tidak ada kerja tentu kesulitan untuk memenuhi konsumsi makan keluarga.

Karena itu, terkadang tetangga memberikan bantuan pangan agar bisa makan.

"Kami berharap para dermawan maupun pemerintah daerah dapat memberikan bantuan kepada keluarga yang mengalami kelumpuhan itu guna meringankan beban ekonomi keluarga," kata Erni.

Saepul mengatakan dirinya sebagai tulang punggung keluarga jika tidak memiliki uang karena tidak ada yang menyuruh bekerja di kebun terpaksa mengkonsumsi singkong dan pisang.

Selain itu juga terkadang dapat bantuan pangan dari tetangga, sehingga keluarga yang mengalami kelumpuhan itu bisa makan.

Gejala kelumpuhan itu dirasakan lemas, pusing berlebihan , mata kabur, bagian pinggang dan kaki sakit.

kelumpuhan itu berawalnya dari kakak ipar bernama Misto dan kemudian isterinya Ela dan selanjutnya adik ipar lain serta anak sendiri.

Mereka yang mengalami kelumpuhan itu ada yang 30 tahun, 20 tahun sampai 5 tahun terakhir ini.

Dari enam orang yang menderita kelumpuhan itu dua di antaranya dirujuk ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, namun tak kunjung sembuh.

Sedangkan, empat orang lainnya belum dilakukan pengobatan ke rumah sakit maupun puskesmas setempat.

"Kami hanya pasrah karena sudah ditempuh berbagai pengobatan hingga kini keenam orang itu waktunya dihabiskan tidur dan duduk, karena tidak sembuh - sembuh," kata Saepul.

Pj Bupati Lebak Iwan Kurniawan menginstruksikan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Puskesmas Cikulur dapat menangani satu keluarga yang mengalami kelumpuhan agar bisa dilakukan pengobatan dan perawatan medis juga mendapatkan bantuan bahan pokok.

"Kami memfokuskan agar keluarga yang mengalami kelumpuhan itu bisa ditangani dengan baik," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengatakan kemungkinan besar penyakit yang mengalami kelumpuhan yang menimpa satu keluarga ada faktor genetik.

"Kami tentu akan melakukan pemeriksaan dan perawatan kepala mereka," katanya. [Antara]

Baca Juga:Tak Libatkan DPRD Cilegon, Open Bidding Perumdam CM Disoal: Kalau Ada Apa-apa Tanggung Sendiri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini