Sejarah Banten Gempa 9 SR dan Gunung Krakatau Meletus di Abad 17

Puluhan ribu orang tewas karena gempa Banten dan Gunung

Pebriansyah Ariefana
Senin, 24 Mei 2021 | 09:26 WIB
Sejarah Banten Gempa 9 SR dan Gunung Krakatau Meletus di Abad 17
ILUSTRASI Gempa Banten (BMKG)

Sebab memuntahkan seluruh isi perut gunung sehingga mampu memporak-porandakan bahkan melenyapkan kehidupan yang ada di ujung Pulau Jawa dan Sumatra, saking dahsyatnya dari letusan itupun terasa hingga ke negara lain seperti Australia, Singapura, Malaysia bahkan Eropa.

Berdasarkan laporan resmi dari Pemerintah Hidia Belanda melaporkan bahwa sejumlah 36.417 orang tewas dengan rincian; Banten sebanyak 21.565 orang, Lampung 12.466 orang, Batavia 2.350 orang, Bengkulu 34 orang, Karawang 2 orang meninggal dunia.

Letusan itu juga mengakibatkan 165 kampung musnah dan 132 kampung porak-poranda. Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku yang jaraknya paling dekat dengan Krakatau semua penduduknya tewas diterjang gelombang tsunami. Diketahui jumlah penduduk sebanyak 3.000 orang dan 150 orang Pulau Sebuku semuanya tewas.

Dalam artikel literasi bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentang Cerita Dari Krakatau 1883 (2021) dijelaskan, tiga hari sebelum letusan gunung Krakatau berturut-turut mengeluarkan Abu, batu apung, batu lumpur panas bertebaran dari ujung selatan Pulau Sumatra, ujung utara dan barat Pulau Jawa.

Baca Juga:Kronologis Gubernur Banten Disebut Dalam Kasus Korupsi Dana Hibah Ponpes

Disamping itu juga, laut yang diguncang oleh ledakan itu selama 3 hari mengakibatkan gelombang pasang tinggi dengan air panasnya yang mematikan makhluk yang ada. Teluk Betung di Lampung, Anyer dan Caringin di Banten musnah seketika.

Tidak ditemukan adanya kehidupan kembali, tidak terlihat satu pun warga yang masih hidup. Mayat berserakan di sepanjang pantai, tidak ada tenaga untuk memakamkan mereka.

Keadaan seperti ini membuat pemerintah pusat di Batavia mengambil alih untuk memberikan pertolongan kepada korban di daerah-daerah yang terkena letusan. Pemerintah keseluruhan untuk memprioritaskan daerah mana yang perlu mendapatkan bantuan terlebih dahulu.

Untungnya banyak pihak yang bersedia memberikan pertolongan. Beras datang dari berbagai daerah, dokter datang dari Batavia, perbaikan transportasi, memperbaiki komunikasi di rumah-rumah penduduk, gedung-gedung pemerintah dan jalan-jalan utama.

Sejarah bahwa letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 ini merupakan letusan terparah. Sampai kini sisa-sisa letusan itu diabadikan dalam bentuk tugu peringatan di daerah Lampung Selatan.

Baca Juga:Cuma Berselang 2 Menit, 2 Kali Gempa Guncang Wilayah Banten Hari Ini

Kontributor : Saepulloh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini