Viral Ketupat Jembut, Ini Fakta Unik dan Mengharukan di Balik Ceritanya

Ketupat jembut ini disajikan di tradisi Syawalan.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 21 Mei 2021 | 11:06 WIB
Viral Ketupat Jembut, Ini Fakta Unik dan Mengharukan di Balik Ceritanya
Ketupat jembut (Suara.com)

SuaraBanten.id - Viral ketupat jembut. Makna ketupat jembut bukan porno. Ketupat jembut ini disajikan di tradisi Syawalan di Kota Semarang.

Dalam akun instagram @infokejadiansemarang menyebut jika tradisi membagikan ketupat jembut merupakan budaya khas yang ada di Pedurungan, Kota Semarang.

Dalam video yang diposting akun tersebut terlihat ratusan anak berlarian sembari membawa plastik yang berisi ketupat jembut.

Postingan tersebut kini sudah dikomentari ratusan orang.

Baca Juga:Nama Kupat Jembut Terasa Aneh, Ini Cara Masaknya

Bahkan sebagian netizen yang mengaku warga Semarang mengaku belum mengetahui jika Kota Semarang mempunyai tradisi menyebarkan ketupat jembut.

Ketupat jembut (@infokejadiansemarang)
Ketupat jembut (@infokejadiansemarang)

"Kok aku wong Semarang awet cilik sampe gede kok nembe reti kupat jembut ya," tulis akun @ekhatox dalam kolom komentar, Kamis kemarin.

Namun, tradisi ketupat jembut terancam akan hilang lantaran belum ada generasi penerus yang bisa membuat ketupat jembut.

Juwarti (72) merupakan generasi terakhir sekaligus satu-satunya orang yang bisa membuat ketupat jembut di Pedurungan Tengah.

"Di sini yang bisa buat hanya saya," kata Juwarti saat ditemui di rumahnya.

Baca Juga:Ramai Soal Ketupat Jembut, Ternyata Ini Lho Sejarah Panjangnya

Ketupat jembut (@infokejadiansemarang)
Ketupat jembut (@infokejadiansemarang)

Sampai saat ini belum ada generasi penerus yang dapat meneruskan keahliannya membuat ketupat jembut.

Bahkan anak dan cucunya belum ada yang berminat meneruskan keahlian tersebut.

"Saya juga bingung, tak ada generasi penerus," ujarnya.

Dia masih ingat betul jika dengan pesan orang tua terdahulu yang berpesan untuk tak meninggalkan tradisi tersebut. Menurutnya, ketupat jembut tak hanya makanan namun juka tradisi yang mempunyai makna mendalam.

"Artinya itu perjuangan siap saling memaafkan dan juga saturahmi. Itulah arti yang ada di ketupat jembut dngan harapan warga Pedurungan bisa sehat dan aman semua," imbuhnya.

Untuk perayaan tahun ini, dia hanya membuat 80 ketupat jembut. Hal itu disebabkan karena dia sudah tak sanggup untuk memproduksi dengan jumlah yang lebih banyak lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini