Kota Serang Jadi Tempat Sampah Warga Tangsel Ternyata Belum Siap

Belum punya mesin pengolahan sampah.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 27 Januari 2021 | 17:22 WIB
Kota Serang Jadi Tempat Sampah Warga Tangsel Ternyata Belum Siap
TPSA Cilowong, Kota Serang (ist)

SuaraBanten.id - Kota Serang jadi tempat sampah warga Tangerang Selatan. Namun belakangan terungkap Pemkot Serang sendiri belum siap menampung 100 persen. Terutama dari sisi pengolahan sampah itu.

Kekinian, Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang masih menjajaki formula pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cilowong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang. TPSA itu menjadi tempat pembuangan sampah dari Tangerang Selatan.

Kondisi saat ini, TPSA Cilowong menampung sebanyak 300-350 ton sampah per hari dari Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten. Sementara itu, berdasarkan nota kesepahaman antara Pemerintah Kota Serang dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, sampah dari Tangsel akan masuk ke Kota Serang sebanyak 350-400 ton per hari.

Jika dijumlahkan akan masuk sebanyak 700-750 ton sampah per hari ke TPSA Cilowong.

Baca Juga:Dikirim 400 Ton Sampah, Aktivis: Kota Serang Bukan Kota Sampah

“Berdasarkan kajian di internal DLH Kota Serang, jika sampah tersebut tidak diolah dan menumpuk begitu saja akan penuh (over kapasitas) 1-3 tahun ke depan. Namun jika diolah perkiraan akan sampai 9-10 tahun kedepan dengan menggunakan mesin pengolahan kapasitas 150-200 ton per hari,” kata Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang, Askolani berbincang dengan Bantennews.co.id, Rabu (27/1/2021).

Sejauh ini, Kota Serang sendiri belum memiliki mesin pengolahan sampah sendiri. Selama ini, pihak DLH Kota Serang masih mengandalkan kerja sama ‘pertemanan” dengan pemilik mesin pengolahan sampah karbon.

“Sampah dari Kota Serang kita oleh di bank sampah, daur ulang menjadi kompos, gas cair dan karbon. Dengan demikian sampah dari hulu kami kelola hingga menjadi sampah residu untuk mengurangi volume sampah,” katanya.

Tanpa hal itu, jika sampah hanya mengandalkan angkuat dan buang ke TPSA akan berdampak longsor.

“Kedepan kami berupaya meski mengandalkan teknologi meningkatkan daya tampung, minimal menambah umur penampungan.”

Baca Juga:Serang Zona Merah Lagi! Pembatasan Jam Operasional Siap Dibikin Aturan

Sebelumnya, Wali Kota Serang Syafrudin menerima permohonan kerja sama penampungan sampah dari Pemkot Tangsel karena pembuangan sampah Cipeucang yang jebol.
Tangsel meminta Cilowong bisa menampung 300 ton sampah per hari. Pemkot sendiri menyambut baik rencana ini termasuk bisa menambah PAD senilai Rp 48 miliar setahun.

Mereka juga katanya siap membangun akses infrastruktur menuju pembuangan sampah.

Ketua RT 12 Lingkungan Pasir Gadung Wadas, Eni Jumaeni mengaku resah dengan rencana masuknya sampah dari Tangsel ke Kota Serang. Diketahui, usai nota kesepahaman antar kedua pemkot tersebut, salah satu item kerjasama yang menjadi perhatian adalah soal sampah. Diwacanakan Pemkot Tangsel akan membuang sampahnya ke Cilowong sebanyak 400 ton perharinya.

“Masyarakat di sini pengennya pihak Pemkot yang ke sini. Ini tidak ada sosialisasi dari lurah, kumpulan baru kemarin bahkan saya tidak dateng, sengaja karena pasti diminta tandatangan,” ujarnya kepada awak media.

Awal Januari 2019 silam, dua warga sekitar bernama Jemah (45) warga Kampung Cikoak dan Ida (42) warga lingkungan yang sama terkubur sampah. Kedua jenazah tidak ditemukan.

Keduanya sempat diperingatkan oleh petugas TPSA bernama Dodi sesaat sebelum longsor terjadi. Peringatan terlambat karena keduanya lenyap tertimbun longsoran sampah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini