Yuli Meninggal Usai 2 Hari Tak Makan, Anak Dibully Tetangga Sampai Pingsan

"...Kemarin ketika teman kami yang ke sana, disebut anaknya sampai pingsan dan tidak bisa ditanya-tanya,"

Bangun Santoso
Kamis, 23 April 2020 | 07:23 WIB
Yuli Meninggal Usai 2 Hari Tak Makan, Anak Dibully Tetangga Sampai Pingsan
RY, putri sulung Yuli Nur Amalia mendapat bullying dari warga sekitar tempat tinggal. (Ist/via Bantennews.co.id)

SuaraBanten.id - Duka seolah tak kunjung usai bagi keluarga Yuli Nur Amelia (42), ibu rumah tangga di Kelurahan Lontar baru, Kecamatan Serang, Kota Serang yang meninggal setelah menahan lapar dua hari hanya dengan minum air putih. Terbaru anak sulungnya merasa tertekan.

Ibu Yuli menghembuskan nafas terakhir pada Senin (20/4/2020). Kabar terbaru, putri sulungnya RY (18) mendapat bullying atau perundungan oleh warga sekitar rumahnya.

Dilansir dari Bantennews.co.id (jaringan Suara.com), warga menyalahkan RY karena dianggap telah mencoreng lingkungan sekitar dengan pemberitaan mengenai keluarganya yang kesulitan ekonomi.

“Kami mendapat laporan, si anak merasa tertekan karena kemarin dia habis mengupload apa yang dia rekam dan viral. Kemarin ketika teman kami yang ke sana, disebut anaknya sampai pingsan dan tidak bisa ditanya-tanya," kata Kepala DP3AKB Kota Serang, Toyalis usai penyerahan simbolik RY dari Pemkot Serang ke Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PT2TPA), Rabu (22/4/2020).

Baca Juga:Cerita Singkong Peninggalan Yuli, Ibu yang Meninggal Usai Tak Makan 2 Hari

Menurut Toyalis, RY mengalami trauma setelah menerima tekanan dari warga setempat. Bullying terjadi lantaran RY sempat mengunggah status kesedihannya di media sosial yang tidak disukai masyarakat di sana.

"Pertimbangan lain juga karena kami khawatir di rumahnya itu hidupnya hanya bersama orang tua laki-lakinya," ujarnya.

Sedangkan tiga anak lainnya yang juga anak kandung Yuli, disebut telah dikembalikan kepada orang tuanya. Sebab, dari empat orang anak, beberapa di antaranya berbeda ayah.

“Jadi untuk anak-anak yang lain, itu memang berbeda ayah, awalnya kami mau ambil semuanya, tapi orang tua dan bibinya mau mengurus. Karena RY ini tertua dan mendapat tekanan atau perundungan dari tetangga dan teman-temannya, maka kami bawa,” kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang tersebut.

Baca Juga:Wali Kota Serang: Yuli Meninggal Bukan karena Kelaparan, Tapi Takdir

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini