Andi Ahmad S
Selasa, 16 September 2025 | 19:52 WIB
Sejumlah petugas dan warga Kelurahan Malang Negah, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Banten, melakukan aksi penghadangan terhadap puluhan truk tambang yang melintas di Jalan Raya Legok-Parungpanjang, Bogor pada Selasa. (ANTARA/Azmi Samsul Maarif

"Tetapi dari Kabupaten Bogor di siang hari truk sumbu tiga ini diperbolehkan melintas. Jadi kami elemen masyarakat membantu pemda menertibkan truk-truk yang masuk wilayah Tangerang," jelas Tama.

Bahkan, saat aksi berlangsung, warga sempat menegur keras petugas Dishub Kabupaten Bogor yang ada di lokasi karena terkesan membiarkan pelanggaran terjadi di depan mata mereka.

4. Bukan Cuma Macet, Nyawa dan Kesehatan Jadi Taruhan

Kekesalan warga jauh melampaui urusan kemacetan atau jalan rusak. Ada harga mahal yang harus mereka bayar setiap hari akibat pelanggaran ini.

"Kerugian masyarakat banyak, karena kalau dihitung dampak aktivitas kendaraan ini kerap kali menimbulkan korban jiwa bahkan polusi dari kendaraan itu," ungkap Tama.

Debu pekat dari aktivitas truk mengancam kesehatan pernapasan, sementara risiko kecelakaan fatal selalu mengintai warga yang harus berbagi jalan dengan kendaraan raksasa yang seharusnya tidak beroperasi di jam tersebut.

5. Ultimatum Warga: Aksi Akan Terus Lanjut!

Warga memberikan sinyal yang sangat jelas: ini bukan aksi terakhir. Selama para penegak hukum, terutama Dinas Perhubungan, tidak bertindak tegas, mereka akan terus turun ke jalan. Aksi penghadangan ini adalah bentuk mosi tidak percaya terhadap aparat.

"Makanya kita minta tolong untuk petugas bertindak tegas. Tegaskan peraturan dan tertibkan jangan begitu saja," pungkas Tama.

Baca Juga: Mengungkap Lubang Hitam di Balik Amuk Warga Lawan Truk Tambang

Load More