-
Badan Gizi Nasional melarang keras pemutusan hubungan kerja terhadap relawan dapur Makan Bergizi Gratis meskipun kuota penerima manfaat berkurang, demi menjaga stabilitas ekonomi masyarakat lokal dan keberlangsungan program gizi.
-
Pengurangan kuota penerima di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan, sementara honor relawan tetap terjamin melalui mekanisme sistem pembayaran at cost yang sesuai biaya riil.
-
Program Makan Bergizi Gratis kini memperluas jangkauan penerima manfaat ke guru, tenaga honorer, hingga lansia, guna memastikan seluruh lapisan masyarakat rentan mendapatkan asupan gizi seimbang sesuai arahan Presiden Prabowo.
Di balik polemik teknis, ada kabar gembira yang dibawa Nanik. Berdasarkan Perpres Nomor 115 Tahun 2025, target penerima MBG kini diperluas secara signifikan. Tidak hanya siswa, santri, dan ibu hamil, program ini juga akan menyasar guru honorer, guru swasta, ustadz pesantren, kader PKK, hingga Posyandu.
Visi Presiden Prabowo Subianto sangat jelas: tidak boleh ada warga rentan yang kelaparan.
“Ketika program MBG ini dirancang, Pak Prabowo ingin seluruh siswa bisa makan makanan bergizi agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Jangan sampai ada anak Indonesia yang tidak bisa makan. Beliau bahkan menginginkan agar semua orang miskin, disabilitas, para lansia, anak-anak putus sekolah, anak jalanan, anak-anak pemulung, semua menjadi penerima MBG,” tutup Nanik.
Baca Juga:BGN Tanggung Penuh Biaya Pengobatan Korban Tabrakan Mobil MBG