-
Seorang siswa SMP di Tangsel mengalami perundungan keji, dipukul kursi besi oleh teman sekelas pada 20 Oktober 2025, menyebabkan kerusakan saraf halus di kepalanya.
-
Kesehatan korban perundungan terus memburuk, berjalan tidak fokus. Kerusakan saraf halus diduga akibat hantaman kursi besi saat insiden dipicu hal sepele.
-
Keluarga korban terkendala biaya pengobatan karena tidak memiliki BPJS, sehingga kasus yang viral ini membuat Dinas Pendidikan Tangsel dan PPA turun tangan.
SuaraBanten.id - Sebuah peristiwa perundungan yang dialami oleh seorang siswa SMP Negeri di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kini menjadi sorotan publik dan viral di media sosial.
Korban, seorang siswa laki-laki kelas VII warga Ciater, Kecamatan Serpong, Banten kini harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena kondisi kesehatannya yang terus memburuk.
Dugaan kuat mengarah pada teman satu kelas korban sebagai terduga pelaku aksi kekerasan di lingkungan sekolah tersebut.
Berikut adalah 5 fakta penting dan krusial mengenai kasus perundungan Siswa SMPN di Tangerang Selatan (Tangsel) yang kini viral dan menyebabkan kondisi korban memburuk:
Baca Juga:Geger! Siswa SMP di Tangsel Dihantam Kursi Besi Teman Sekelas: Kondisi Kritis, Saraf Halus Rusak
1. Korban Dipukul dengan Kursi Besi di Kepala
Korban adalah seorang siswa laki-laki kelas VII dari salah satu SMP Negeri di Ciater, Kecamatan Serpong, Tangsel.
Aksi kekerasan terjadi pada 20 Oktober 2025. Terduga pelaku adalah teman satu kelas korban.
Modus perundungan yang sangat keji, di mana korban dipukul menggunakan bangku besi tepat di bagian ubun-ubun kepala.
2. Kesehatan Korban Memburuk dan Saraf Halus Rusak
Baca Juga:Waspada! Volume Air Bendungan Karian dan Sindangheula Sengaja Dikurangi, Ada Apa dengan Banten?
Ibu korban (N) curiga setelah melihat anaknya berjalan tidak fokus dan sering menabrak pintu.
Hasil pemeriksaan di rumah sakit swasta menunjukkan bahwa meskipun tidak ada pendarahan atau keretakan tulang, terdapat kerusakan pada saraf halus korban.
Kerusakan saraf ini diduga kuat diakibatkan oleh hantaman benda keras (kursi besi) pasca aksi perundungan.
3. Kronologi Dipicu Hal Sepele saat Menulis
Aksi kekerasan terjadi di ruang kelas. Menurut informasi yang didapat pihak sekolah, insiden dipicu oleh hal yang sangat sepele.
Terduga pelaku memukul korban dengan kursi besi saat korban hendak mengambil pulpen yang jatuh ketika dirinya sedang menulis.