- Jalan Rusak Sudah Diabaikan Puluhan Tahun
- Dipicu Keresahan Melihat Anak Sekolah Sering Jatuh
- Peran Kepala Desa?
SuaraBanten.id - Kisah pemuda dan warga Kampung Sibilik, Lebak, Banten yang kompak memperbaiki jalan mereka sendiri adalah cerminan kekuatan gotong royong sejati.
Di saat pemerintah tak kunjung bertindak, mereka bergerak mandiri.
Namun, di balik aksi heroik ini, ada beberapa fakta menarik yang membuat perjuangan mereka semakin menginspirasi.
Berikut adalah empat di antaranya.
Baca Juga:Jalan Rusak Puluhan Tahun, Pemuda Kampung Sibilik Gotong Royong Modal Sumbangan Semen dan Pasir
1. Jalan Rusak Sudah Diabaikan Puluhan Tahun
Aksi gotong royong ini bukanlah respons terhadap kerusakan jalan yang baru terjadi.
Menurut keterangan warga, kondisi jalan di kampung mereka sudah terabaikan dan tidak pernah tersentuh perbaikan dari pemerintah desa selama puluhan tahun.
Rasa muak dan lelah menunggu janji menjadi bahan bakar utama semangat mereka untuk bergerak sendiri.
2. Dipicu Keresahan Melihat Anak Sekolah Sering Jatuh
Baca Juga:Serang Mencekam! Usai Bakar Pos Polisi, Massa Bentrok dengan Aparat di Gerbang Mapolresta
Pemicu utama gerakan ini ternyata sangat personal dan menyentuh. Sang inisiator, Dalo, bersama pemuda lainnya merasa resah bukan hanya karena sulitnya akses.
Tetapi karena sering melihat anak-anak sekolah yang menggunakan motor terjatuh di jalanan yang rusak parah itu.
"Kekhawatiran utama kami karena banyak anak sekolah yang bawa motor itu sering jatuh di situ," ungkap Dalo.
Faktor keselamatan generasi muda inilah yang menjadi alasan mendesak bagi mereka untuk segera bertindak.
![Jalan Rusak Puluhan Tahun, Pemuda Kampung Sibilik Kompak Gotong Royong Modal Sumbangan [Dok Warga]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/01/27826-jalan-rusak-gotong-royong.jpg)
3. Modal Swadaya Murni: Bukan Uang, Tapi Semen dan Pasir
Fakta paling mengagumkan adalah model pendanaan mereka. Tanpa menunggu anggaran desa, mereka mengandalkan swadaya murni dari masyarakat.