Sejarah Geger Cilegon, Serangan Fajar Petani Banten Jihad Usir Belanda

Gerakan Geger Cilegon tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi sampai ke mancanegara, terutama ke Eropa.

Hairul Alwan
Rabu, 23 April 2025 | 23:25 WIB
Sejarah Geger Cilegon, Serangan Fajar Petani Banten Jihad Usir Belanda
Kiai Haji Wasyid bin Muhammad Abbas, pejuang Cilegon

SuaraBanten.id - Geger Cilegon merupakan peristiwa perlawanan bersenjata rakyat Banten terhadap kekuasaan pemerintah Hindia Belanda yang terjadi pada tanggal 9 Juli 1888.

Peranan Wasyid bin Muhammad Abbas atau Ki Wasyid merupakan figur sentral dalam memimpin pasukan.

Gerakan Geger Cilegon tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi sampai ke mancanegara, terutama ke Eropa.

Para Jawara dan umaro yang bersedia ikut berjihad melawan penjajah. Pemberontakan itu dilatarbelakangi oleh kesewenang-wenangan Belanda setelah peralihan terhadap kependudukan Belanda di Banten.

Baca Juga:Sejarah PT Krakatau Steel yang Diinisiasi Soekarno, Pembangunannya Sempat Mangkrak

Saat itu, Pemerintah kolonial memberlakukan peraturan sewa tanah yang berimbas pada peraturan perpajakan. Pemungutan pajak tersebut mengakibatkan langkanya uang dan rendahnya harga hasil pertanian.

Kebencian masyarakat makin memuncak saat masyarakat tertekan dengan dua musibah yakni dampak meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda (23 Agustus 1883) yang menimbulkan gelombang laut yang menghancurkan Anyer, Merak, Caringin, Sirih, Pasauran, Tajur, dan Carita.

Selain itu musibah kelaparan, penyakit sampar (pes), penyakit binatang ternak (kuku kerbau) membuat penderitaan rakyat menjadi-jadi.

Di tengah kemelut ini, kebijakan pemerintah Belanda yang mengharuskan masyarakat membunuh kerbau karena takut tertular penyakit membuat warga makin terpukul.

Belum lagi, penghinaan Belanda terhadap aktivitas keagamaan menambah rentetan alasan dilakukan perlawanan bersenjata. Di lain pihak, tekanan hidup yang makin terdesak membuat warga banyak lari ke klenik.

Baca Juga:Ikut Bursa Pencalonan Ketua, Rahmatullah Komitmen Pertahankan PAN Jadi Pemenang Pemilu

Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ditulis oleh BPCB Banten, atas tindakan Belanda saat itu beberapa kaum aristokrat dan elite agama merasa kedudukannya terancam oleh pemerintah kolonial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini