SuaraBanten.id - Seekor penyu hijau ditemukan mati mengapung oleh sejumlah tour guide lokal saat hendak pulang usai mengantar wisatawan menuju Pulau Oar, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten Senin (15/1/2024) kemarin. Penyu hijau langka itu diduga mati karena racun bom ikan.
Diketahui, berdasarkan data organisasi yang mengatur bidang konservasi alam dan pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan, Union for Conservation of Nature (IUCN) telah menetapkan status konservasi penyu hijau sebagai endangered (terancam punah).
Tour guide lokal, Hudan Zulkarnaen menuturkan, saat bersama seorang rekannya ia dikejutkan oleh penampakan penyu hijau yang terlihat dari atas perahu sampan yang dinaikinya saat arah pulang dari Pulau Oar, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Kata Hudan, dirinya sempat mengira penyu tersebut masih hidup, namun saat coba didekati dirinya dibuat kaget lantaran kondisi penyu hijau itu justru tak bergerak sama sekali.
Baca Juga:Hp Kesayangan Warga Kota Tangerang Nyemplung Got, Tapi Damkar Ikut-ikutan Sibuk
"Itu tadi (Senin) siang, pas mau pulang abis nganter wisatawa yang ke (pulau) Oar, pas di perahu congkreng itu liat ada penyu keliatan nongol ke permukaan," kata Hudan kepada SuaraBanten.id, Senin (15/1/2024).
"Tapi pas dideketin kok ga kabur, biasanya kan dia neuleum (tenggelam), ini mah enggak, ternyata (penyu hijau) sudah mati," imbuhnya menceritakan penemuan penyu hijau yang mati di perairan Pandeglang itu.
Hudan menduga penyu tersebut mati karena keracunan bom ikan yang masih marak digunakan oknum nelayan di wilayah Perairan Sumur. Dugaan tersebut kuat lantaran tidak ditemukan adanya luka di tubuh penyu tersebut.
"Kayaknya itu mati keracunan bom ikan deh, soalnya ga ada luka di tubunya. Soalnya di sini (Perairan Sumur) emang masih ada aja orang yang suka pakai bom ikan," ujarnya.
Lantaran penyu hijau itu dalam keadaan mati, Hudan pun membiarkannya mengapung di laut. Ia juga mengaku baru pertama kali melihat penyu hijau dewasa.
Baca Juga:Aksi Perundungan Siswa SMA Negeri di Tangsel Jadi Sorotan, Ternyata Penyebabnya Karena Ini
"Karena sudah mati, saya biarin aja (mengapung), ga dievakuasi. Ini kali pertama saya nemu penyu dewasa mati, dulu pernah sih tukik (bayi penyu) saja," lanjut Hudan.
Sementara itu, Kepala Resort Konservasi Wilayah III BKSDA Banten Tuwuh Rahadianto Laban mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian penyu hijau tersebut lantaran harus melalui proses nekropsi oleh dokter hewan.
Meski begitu, lanjut Tuwuh, banyak faktor yang bisa membuat seekor hewan di lautan mati, termasuk racun yang disebabkan oleh bom ikan.
"Untuk memastikan faktor kematian, saya akan koordinasi dengan teman-teman di lapangan, tapi faktornya sih bisa karena usia, terjerat jaring, makan sampah plastik, dan bisa juga faktor racun dari orang-orang tak bertanggungjawab seperto bom ikan atau portas," ungkap Tuwuh.
Tuwuh mengungkapkan, kasus kematian penyu di Perairan Banten terbilang jarang lantaran keberadaannya yang sudah cukup langka, meski di beberapa lokasi kemunculannya sempat terlihat oleh warga.
"Untuk tahun 2023 saja belum ada kasus kematian penyu yang terdata," kata Tuwuh.
Kontributor : Yandi Sofyan