Tak Ada Duanya, Berikut Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia

Berikut ulasan sejumlah tradisi unik perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia.

Rauhanda Riyantama
Senin, 16 Oktober 2023 | 14:30 WIB
Tak Ada Duanya, Berikut Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia
Ilustrasi masjid, tradisi Maulid Nabi di berbagai negara. (Unsplash/Abdullah Öğük)

SuaraBanten.id - Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia tak terpisahkan dari tradisi. Berikut ulasan beberapa tradisi perayaan Maulid Nabi yang tersebar di Tanah Air.

Nabi Muhammad berasal dari Mekkah, yang merupakan sebuah kota di Arab dan ia lahir pada tahun 570 M. Nabi Muhammad memiliki masa kecil yang tenang dan ibunya meninggal karena sakit pada tahun 576 M.

Setelah ibunya meninggal, sang paman yang merawatnya. Namanya Abu Talib, dan Muhammad tinggal bersamanya hingga dewasa.

Tradisi Maulid Nabi di Indonesia diperingati pada hari libur nasional. Pada tahun ini Maulid Nabi, jatuh pada tanggal 28 September 2023.

Masing-masing dari wilayah Indonesia memiliki cara mereka sendiri untuk merayakannya. Berikut cara beberapa daerah merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai wilayah di Indonesia.

1. Tradisi Masak Lemang di Aceh 

Masyarakat di setiap daerah Aceh akan memasak lemang tradisionalnya. Lemang terbuat dari santan dan ketan, yang umumnya membutuhkan waktu empat jam untuk dimasak.

Nantinya lemang akan dibagi-bagikan, serta dimakan bersama keluarga saat momen Maulid Nabi Muhammad SAW tiba. 

2. Tradisi Panjang Mulud di Banten 

Ada pula masyarakat yang tinggal di Banten, mereka merayakan Maulid Nabi melalui Tradisi Panjang Mulud. Acara itu diisi dengan membagikan makanan pokok di orang-orang yang membutuhkan.

Makanan pokok itu diletakkan di atas bingkai kayu, dan mereka menghiasnya menjadi seperti perahu. Secara alami, prosesi tersebut menarik warga dan wisatawan. Banyak orang datang ke Banten untuk melihat itu karena hanya terjadi setahun sekali.

3. Tradisi Makan Nasi Suci Ulam 

Di Jawa Timur, Pacitan, hidangan utamanya adalah untuk merayakan Maulid Nabi disebut nasi suci ulam. Hidangan ini berupa nasi uduk, dan ayam buras.

Setiap kepala keluarga harus membawanya, dan menyumbangkannya ke masjid-masjid besar, dan rumah-rumah para tetua masyarakat.

4. Tradisi Menghias Perahu saat Maulid Nabi

Di Sulawesi Selatan, Cikoang, tradisi Maulid Nabi dikenal dengan sebutan Maudu Lompoa di mana mereka menghiasi perahu para nelayan. Ketika hari Maulid Nabi tiba, masyarakat Cikoang mengenakan kostum tradisional dan menjalani prosesi sambil membawa rak kayu.

Mereka menggantung ornamen, yang disebut julung-julung, dan mereka menawarkan ayam, telur yang dihias, beras ketan, parboiled, kain tradisional Sulawesi, kain doa, dan lebih banyak dekorasi. 

Mereka menempatkan julung-julung di atas kapal dan menghiasnya dengan kain yang indah. Ketika telur dan barang-barang lainnya diambil di julung, itu adalah bagian yang paling spiritual.

Demikian informasi mengenai tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai wilayah di Indonesia. Semoga bisa menambah pengetahuan, mengenai perayaan tahunan ini. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini