SuaraBanten.id - Minggu (6/11/2022) siang tepatnya sekira pukul 10.00 WIB Hikmat salah satu nelayan di pesisir Anyer, Serang, Banten tampak tengah mengumpulkan sampah plastik di pinggir pantai.
Satu demi satu sampah plastik ia masukan ke dalam karung putih yang ia pegang dengan tangan kirinya. Sementara sampah-sampah yang berada di atas pasir laut ia ambil dengan tangan kanan dan terus ia satukan dengan sampah lainnya di dalam karung.
Mengumpulkan sampah plastik kini menjadi rutinitas yang selalu ia lakukan baik ketika ia berada di pinggir pantai atau saat melaut.
Menurut pengakuan Hikmat, pengumpulan sampah itu sangat membantu viaya operasional melautnya terlebih saat Bahan Bakar Minyak (BBM) yang belakangan sudah naik.
Baca Juga:Haru Banget! Lelaki Ini Berhasil Kuliahkan Anak ke Perguruan TInggi dari Hasil Jadi Nelayan
Bukan tanpa alasan, pengumpulan sampah plastik itu Hikmat lakukan untuk kembali diolah melalui Industri Pengelolaan Sampah Terpadu-Atasi Sampah (IPST-ASARI) yang merupakan program yang dicanangkan Chandra Asri.
Melalui IPST-Asari tersebut, sampah platik bisa diolah menjadi bahan bakar yang bisa ia gunakan untuknya melaut.
Hikmat mengaku sangat merasakan dampak positif dari program yang dijalankan Chandra Asri tersebut. Dengan adanya program tersebut, perairan di sekitar tempatnya melaut kini semakin bersih.
Kata dia, nelayan sekitar saat mencari ikan seringkali memperoleh sampah yang dahulu cukup sering dibiarkan. Namun, dengan adanya program ini masyarakat pun tergerak untuk mengumpulkan sampah tersebut.
"Jadi kami sambil melaut sambil mengumpulkan sampah-sampah plastik yang ada di laut. Nah sampah plastik itu nantinya diolah untuk dijadikan bensin dan dipergunakan nelayan untuk melaut," ungkapnya.
Baca Juga:Chandra Asri Raup Pendapatan Bersih 1,94 Miliar Dolar AS di Kuartal III 2022
"Selain menjaga lingkungan dengan mengumpulkan sampah di laut, kami terbantu dengan bensin yang diolah dari sampah plastik low value menjadi bensin yang bisa kami pakai," tuturnya.
"Sedangkan para istri nelayan juga ikut mengumpulkan sampah di rumah seprti bekas kemasan minuman plastik dan lain-lain bisa diunakan sebagai tabungan," imbuh Hikmat.
Seperti diketahui, sampah plastik termasuk sampah yang sulit didaur ulang dan kerap kali jadi masalah bagi Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Lantaran sampah plastik baru bisa terurai dalam waktu ratusan tahun, sampah plastik kerap kali menambah volume dan penumpukan sampah di TPA hingga usia tampung sampah menurun.
Meski demikian, PT. Chandra Asri Petro Chamical Tbk (Chandra Asri) menggandeng masyarakat dan nelayan pesisir Pantai Anyer, Kabupaten Serang Banten untuk ikut mengelola sampah plastik.
Memberdayakan masyarakat dan nelayan pesisir Chandra Asri mengurangi timbulan sampah plastik di TPA dan mencegah sampah plastik bocor ke laut melalui program ekonomi sirkular.
Hal tersebut dijalankan melalui program Pengolahan Sampah Terintegrasi Berbasis Masyarakat (Sagara) serta Industri Pengelolaan Sampah Terpadu-Atasi Sampah (IPST-ASARI).
Program SAGARA yang dalam bahasa sansekerta berarti laut merupakan program edukasi untuk mendorong kebiasaan masyarakat memilah sampah rumah tangga. Nelayan juga didorong untuk mengangkut sampah platik yang mereka temui saat melaut.
Direktur Legal, External Affair dan Cirkular Economy Chandra Asri, Edi Rivai mengatakan, sampah yang terkumpul dikonversikan menjadi tabungan kebutuhan masyarakat sehari-hari melalui kerjasama Chandara Asri dengan Bank Sampah Digital (pengelola sampah kering).
Sementara, sampah plastik lainnya yang tergolong low value dikirim ke IPST-ASRI untuk dipilah kembali sesuai jenis. Kemudian dicacah dan diolah dengan mesin pirolisis menjadi bahan bakar jenis Bensin Plas, Minyak Tanah Plas, Solar Plas.
Ia mengungkapkan, sejak awal berjalan pada September 2021 lalu hingga Juni 2022, program tersebut berhasil memberikan dampak 12,8 ton sampah plastik tidak terbuang ke TPA atau bocor ke laut.
Kata Edi Rivai, sebanyak 12.816 kg sampah atau 12,8 ton sampah plastik itu di olah di IPST-ASRI menjadi 4.936 liter produksi bahan bakar hasil pengolahan sampah dengan proses pirolisis.
"Program tersebut juga berdampak pada 2.898 penerima manfaat dan menciptakan 10 lapangan kerja baru tercipta," katanya saat ditemui di IPST-ASARI di Serdag, Cilegon. Adapun IPST ASARI sendiri dikelola oleh masyarakat KSM Sehati Maju Bersama.
Edi Rivaimengungkapkan, melalui IPST-ASARI yang mampu menampung 8.000 kg atau 8 ton sampah plastik perbulan dan mengolahnya dalam mesin pirolisis dengan kapasitas 100 kg/batch.
Tak hanya dari program SAGARA, bahan baku sampah plastik yang dipasok IPST-ASARI juga berasal dari sampah rumah tangga warga sekitar serta sampah perkantoran dari site office Chandra Asri.
"Berbagai inisiatif berkelanjutan yang dilakukan oleh Chandra Asri ini merupakan dukungan kami terhadap pemerintah yang telah menetapkan target nasional pengurangan sampah sebanyak 30 persen dan penanganan sampah sebanyak 70 persen pada tahun 2025, serta pengurangan 70 persen sampah platik laut pada 2025," ujarnya.