SuaraBanten.id - Kisah pilu seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) yang diduga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oknum dosen di lingkungan kampus, Tangerang, Banten.
Korban pelecehan dosen cabul berinisial AR merupakan mahasiswa semester 4 di Fakultas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Bahasa Inggris.
Dilansir dari SuaraBanten.id dari suarajakarta.id (jaringan Suara.com), AR mengaku menjadi korban pelecehan seksual oknum dosen berinisial SB, Desember 2021 lalu.
Melalui resume yang dikirimkan AR, ia menceritakan pelecehan seksual yang bermula sebelum perayaan usai mengikuti lomba musikalisasi puisi pada pekan Seni Mahasiswa (PSM) Perguruan Tinggi Muhammadiyyah Aisyiyah (PTMA). Agenda itu bakal diikuti oleh pihak dekan dan tokoh UMT.
Setibanya AR di tempat perayaan, ia melihat SB sedang duduk di depan lalu beranjak masuk ke dalam. Tak berselang lama AR akhirnya masuk ke tempat acara yang masih sepi.
Saat itu, AR melihat SB tengah sibuk mengambil barang dengan posisi membelakanginya. Meski demikian, tak lama SB memberi selamat karena menang lomba. Awalnya pelaku SB hanya bersalaman dengan, AR kemudian terkejut lantaran pelaku berusaha memeluknya.
"Pada awal nya kami hanya bersalaman, namun dari bersalaman itu beralih kesebuah pelukan yang mengagetkan saya. Dia memeluk saya cukup erat, lalu mulai menciumi pipi, kening, dan hampir mengenai bibir," ungkapnya, Senin (28/3/2022).
Korban tak menyangka atas apa yang dilakukan pelaku dan mencoba melepaskan pelukan oknum dosen itu. AR bingung, semula dia tak pernah menduga peristiwa itu terjadi.
"Kejadian itu berlangsung sekitar 5-10 detik lamanya. Lalu dia keluar, dan saya masih terdiam. Saya takut dan saya terus kepikiran tentang hal itu. Saya bingung, apakah ini cara menyapa atau memberikan ‘bahasa selamat’ kepada perempuan? Terlebih dia laki-laki, dan saya perempuan. Saya tidak mencurigai apa-apa dari awal mengikuti perlombaan, karena dia bersikap biasa saja dan tidak ada interaksi seperti itu," ungkap AR.
Baca Juga:Ribuan Botol Miras Kiriman dari Jakarta Digagalkan Polres Pandeglang
Insiden pencabulan itu membuat AR trauma dan memutuskan tak berkomunikasi. Meski demikian, SB kembali menghubungi dan mengajak AR menyanyikan lagu atau kolaborasi. Tetapi, AR menolak dengan alasan sibuk bekerja.
Tidak berhenti disitu, Dosen cabul itu terus meminta AR menemuinya. Dosen cabul yang mengajar mata kuliah teater di semester 4 itu kembali menghubungi AR.
AR berkali-kali menolak tawaran pelaku lantaran masih trauma dan takut. Namun, pelaku terus mengajak AR untuk menyanyi bahkan mengimingi akan dibayar dengan budget Rp300 ribu untuk tes vokal lagu yang diinginkan.
Dengan terpaksa AR akhirnya menerima tawaran itu lantaran pelaku menyebut tes vokal akan dilakukan bersama orang PMI. Jadwal pun sempat diundur dan kemudian disepakati Sabtu, 5 Maret.
AR datang terlambat 30 menit dari waktu yang dijanjikan pukul 13.00 WIB di salah satu ruang teater kampus lantaran hujan. Saat dia datang, pintu teater masih terbuka lalu coba masuk.
Namun saat AR berada di dalam, SB memintanya menutup rapat pintu. Sempat ragu, tapi akhirnya AR terpaksa menutup pintu karena diminta berulang oleh pelaku.
Saat itu, hanya ada dua orang di dalam ruangan. SB beralasan pihak PMI tak dapat datang dan baru akan datang pada malam harinya. Pada situasi itu, AR mengaku ketakutan dan mencoba tenang sambil berharap agar proyek lagu segera selesai.
Di sela-sela kegiatan, SB mulai beraksi. SB sempat bilang bahwa hidung AR sexy. Perlahan, SB mulai mendekati AR yang tengah duduk seolah siap mendekap dari posisi belakang.
"Dia beberapa kali beranjak dari tempat duduk nya dan menghampiri tempat duduk saya dan berdiri di belakang saya, memegang bahu saya sambil berucap ‘kamu gendut sekali sih’ lalu mulai menyiumi pipi saya, meyiumi kening saya, dan mencoba untuk mencium bibir saya," terang AR.
"Karena disitu saya sedang menggunakan liptick, dia menjilat bibir saya dengan bibir dan lidah nya, posisi bibir saya mengatup rapat, dan saya sudah mencoba untuk mendorong dan memegang topi yang dia kenakan. Tenaga dia jauh lebih kuat dari saya. Saya sangat takut dan tidak bisa berkata. Setelah itu, dia berkata ‘ ada lipstick nya’ sembari mengelapi bibirnya, dan saat itu saya hanya bisa terdiam. Saya tetap melanjutkan rekaman. Karena saya takut, jam 3 kurang, saya beralasan pamit karena ingin mengantar kaka saya mengurusi pekerjaan," sambung AR yang masih alami trauma itu.
AR yang meminta izin pulang lalu diminta SB untuk kembali melakukan rekaman lantaran rekaman yang sudah dilakukan belum sesuai apa yang diinginkan. Merasa terancam, AR hanya mengiyakan permintaan pelaku. Bahkan, sebelum mengizinkan pulang SB sempat meminta pelukan dari AR.
AR menolak dan mulai melindungi area dadanya dengan kedua tangannya. Tetapi, SB kemudian meminta agar tangan korban memeluk tubuhnya, permintaan itu pun langsung ditolak.
"Dan sebelum pergi pun, dia masih bisa untuk meminta peluk dari saya. Saya menolak, namun dia memaksa. Saya tutupi bagian dada saya dengan tangan, namun dia meminta saya untuk memeluk dia juga, saya tolak. Dan dia mengajak foto selfie menggunakan hape dia. Dia merangkul saya dan meminta saya tersenyum, sebanyak 2 foto dia ambil. Yang pertama selfie, dan yang kedua mirror selfie di kaca besar yang ada di ruangan itu," beber AR.
Kini AR meminta pihak kampus untuk menindak dosen mesum tersebut. Dia bersama pihak BEM Kampus pun melakukan pertemuan dengan pihak Rektorat Senin (28/3/2022) siang.