Sejarah Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Bercorak Hindu Runtuh Diserang Kesultanan Banten

Kerajaan Pajajaran merupakan sebuah pusat pemerintahan pada tahun 923 Masehi.

Hairul Alwan
Minggu, 03 Oktober 2021 | 13:15 WIB
Sejarah Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Bercorak Hindu Runtuh Diserang Kesultanan Banten
ILUSTRASI Kerajaan Pajajaran. [jagosejarah.blogspot.com]

SuaraBanten.id - Kerajaan Pajajaran yang juga disebut dengan Pakuan Pajajaran merupakan sebuah pusat pemerintahan pada tahun 923 Masehi. Kerajaan bercorak Hindu ini berpusat di Pakuan (Saat ini merupakan kawasan Bogor), Jawa Barat.

SuaraBanten.id akan mengulas secara lengkap mengenai Kerajaan Pajajaran mulai dari Masa Kerajaan Pajajaran, Runtuhnya Kerajaan Pajajaran, Asal Nama Pakuan dan Pajajaran, Daftar Nama Raja Kerajaan Pajajaran.

Sumber lain juga menyebutkan bahwa awal mula berdirinya Kerajaan Pajajaran yaitu setelah wafatnya Wastu Kancana pada tahun 1475, mengikuti alur sejarah galuh. Hal ini terjadi karena Kerajaan Galuh dibagi menjadi dua bagian dari kerajaan Galuh yang memiliki tingkat setara.

Kerajaan Pajajaran yang berada di Bogor berada dibawah kekuasaan pemerintahan Prabu Susuktunggal (Sang Haliwungan) serta Kerajaan Galuh yang mencakup Parahyangan bertempat tinggal di Kawasan Kawali yang ada dibawah kekuasaan Dewa Niskala.

Baca Juga:Kontroversi Iskandar Jamaludin Firdos Klaim Raja Kerajaan Angling Darma Berujung Bantahan

Keduanya tidak mendapat gelar Prabu Siliwangi dikarenakan kekuasaan mereka tidak mencakup seluruh tanah Sunda, beda halnya ketika Prabu Siliwangi pertama yang diduduki oleh Rahyang Wastu dan Prabu sebelum mereka.

ILUSTRASI Kerajaan Pajajaran. [historyofcirebon.id]
ILUSTRASI Kerajaan Pajajaran. [historyofcirebon.id]

Sebelum Kerajaan Pajajaran berdiri, ada beberapa kerajaan pendahulu yaitu Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Kawali. Kerajaan Pajajaran didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 669 (591 Saka).

Masa Kejayaan Pajajaran

Masa kejayaan Pakuan Pajajaran dicapai pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja atau masyarakat lebih familiar dengan nama Prabu Siliwangi.

Sri Baduga Maharaja banyak melakukan pembangunan fisik untuk memudahkan kehidupan rakyat dan negara dengan membangun jalan menuju ke Ibukota Pakuan, membuat telaga besar yang diberi nama Telaga Maharena Wijaya, Membangun Keputren, serta membangun tempat hiburan.

Baca Juga:Gempuran Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC

Tidak hanya infrastruktur Sri Baduga juga memperkuat pertahanan negara dari militer untuk menghindari peristiwa Bubat terulang lagi. Kemudian dibuat aturan mengenai aturan pemungutan upeti agar tidak ada kesewenang-wenangan.

Sri Baduga Maharaja memang dikenal sebagai sosok pemimpin yang memegang teguh asas kesetaraan dalam kehidupan sosial

Runtuhnya Kerajaan Pajajaran

Memasuki abad ke-15 banyak kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang lengser ditaklukkan oleh pengaruh Islam di Nusantara. Keadaan tersebut sampai juga mengancam tanah Pasundan pada abad ke-16.

Ada berbagai cara guna mempertahankan kerajaan Hindu-Budha salah satunya dengan raja Sunda memindahkan pusat pemerintahannya dari Kawali (Ciamis) ke Pakuan (Bogor). Kerajaan Sunda di Pakuan Pajajaran pun menjadi benteng terakhir mempertahankan ajaran Hindu-Budha di Nusantara.

Kerajaan Pajajaran runtuh pada 1579 akibat serangan dari kerajaan Sunda lain yang bercorak Islam yaitu Kesultanan Banten. Berakhirnya kekuasaan Pajajaran ditandai dengan memboyong Palangka Sriman Sriwacana atau singgasana raja, dari Pakuan ke Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf.

Asal Nama Pakuan dan Pajajaran

1. Bersumber dari naskah Carita Waruga Guru (1750an), diterangkan bahwa nama Pakuan Pajajaran didasarkan bahwa di lokasi tersebut terdapat sejumlah pohon Pakujajar.

2. Menurut H.tem Dam (1975) yaitu seorang pakar pertanian ia berpendapat bahwa “pakuan” bukanlah nama, melainkan kata benda umum yang artinya ibukota atau hoffstad yang wajib dibedakan dari kata keraton.

Kata “Pajajaran” ditinjaunya berdasarkan kondisi topografi. Ten Dam menarik kesimpulan bahwa nama “Pajajaran” muncul untuk sebagian kilometer Ci Liwung dan Ci Sadane mengalir sejajar. Jadi, Pakuan Pajajaran dalam pengertian Ten Dam merupakan Pakuan di Pajajaran.

Daftar Nama Raja Kerajaan Pajajaran

Sri Baduga Maharaja (1428-1521), bertahta di Pakuan

Surawisesa (1521-1535), bertahta di Pakuan

Ratu Dewata (1535-1543), bertahta di Pakuan

Ratu Sakti ( 1543-1551), bertahta di Pakuan

Ratu Nilakendra (1551-1567), meninggalkan Pakuan karena serangan Hasanudin dan anaknya yaitu Maulana Yusuf

Raga Mulya (1567-1579), diketahui sebagai prabu Surya Kencana, ememrintah dari Pandeglang.

Kontributor : Kiki Oktaliani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini