Cikal Bakal Lokasi Kerajaan Banten, Ternyata Dari Pedalaman Pesisir

Lokasi Banten Girang yang terletak di Kampung Telaya, Desa Sempu, Kecamatan Serang merupakan cikal bakal Banten itu berada di pedalaman pesisir.

Hairul Alwan
Senin, 02 Agustus 2021 | 12:36 WIB
Cikal Bakal Lokasi Kerajaan Banten, Ternyata Dari Pedalaman Pesisir
Sejumlah wisatawan antre menjalani pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki kawasan wisata religi Kesultanan Banten di Kasemen, Serang, Banten, Minggu (7/6). [ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman]

Dikutip dari situs DP3AKB Pemkot Serang, setelah pusat pemerintahan pindah ke Surosowan, Keraton itu mulai dibangun sekitar 1526-1570 pada masa pemerintahan Sultan pertama Banten, Sultan Maulana Hasanudin.

Konon dalam pembangunannya Sultan Hasanuddin melibatkan ahli bangunan asal Belanda, yaitu Hendrik Lucasz Cardeel, seorang arsitek berkebangsaan Belanda yang memeluk Agama Islam yang bergelar Pangeran Wiraguna.

Dindin pembantas setinggi dua meter mengitari area keraton sekitar kurang lebih tiga hektare bangunan didalam dinding keraton tak ada lagi yang utuh. Keraton Surosowan ini memiliki tiga gerbang masuk, pada bagian tengah keraton terdapat sebuah bangunan kolam yang berisi air berwarna hijau, yang dipenuhi oleh ganggang dan lumut.

Dikeraton ini juga banyak ruang didalam Kerton yang berhubungan dengan air atau mandi-mandi (Petirtaan). Salah satu yang terkenal adalah bekas kolam taman, bernama Bale Kembang Rara Denok.

Baca Juga:Mengenal Pakaian Adat Banten, Pakaian Suku Baduy yang Pertahankan Nilai Keluhuran

Kolam Rara Denok berbentuk persegi empat dengan panjang 30 meter dan lebar 13 meter serta kedalaman kolam 4,5 meter. Ada dua sumber air di Surosowan yaitu Sumuir dan Danau Tasikardi yang terletak sekitar dua kilometer dari Surosowan.

Sementara, menurut tulisan skripsi Tubagus Umar Syarif Hadiwibowo berjudul Perkembangan Kesultanan Banten pada massa Pemerintahan Sultan Maulana Yusuf 1570-1580;

Perkembangan Banten sebagai kota pelabuhan dan perdagangan mungkin hanya dapat dikenali dengan merunut kembali peristiwa sejarah transformasi pusat administratif politik dari Banten Girang di pedalaman- yang berada di bawah subordinasi Pakuan-Pajajaran yang Hinduistik- ke daerah pantai yang dikenal dengan Banten Lama.

Daerah pesisir pantai menjadi tempat strategis bagi terciptanya hubungan dengan dunia internasional. Perdagangan-perdagangan yang dilakukan di sekitar pelabuhan utama, memunculkan kebudayaan pesisir yang heterogen.

Peristiwa perpindahan administratif politik dari Banten Girang ke Banten Lama tidak dapat dipungkiri membawa dampak yang sangat berarti pada pengembangan kota di Kesultanan Banten selanjutnya.

Baca Juga:Sulah Nyanda, Rumah Adat Banten Dibangun Dengan Syarat Tak Merusak Alam

Perpindahan ibukota Banten pada awal Kesultanan Banten mendorong terjadinya perubahan tata kota di Kesultanan Banten, terutama pada perubahan ekologi juga sosio- kultural kota dan sosial ekonomis masyarakat.

Kontributor : Saepulloh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini