Pasien COVID-19 di IGD RSUD Tangerang Membludak, 5 Ambulans Datang Bersama

Sebanyak 23 pasien rujukan tiba di RSU Kabupaten tangerang.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 18 Juni 2021 | 12:42 WIB
Pasien COVID-19 di IGD RSUD Tangerang Membludak, 5 Ambulans Datang Bersama
Pasien COVID-19 di IGD RSUD Tangerang membludak. Sebanyak 5 ambulans datang bersamaan berisi pasien COVID-19. (ist)

"PPKM Mikro ini saya rasa kurang tepat, jadi lebih pas PPKM seperti awal bulan Januari lalu, atau bahkan PSBB seperti tahun lalu, itu akan lebih kuat dampaknya mengurangi transmisi di populasi," tegasnya.

Mereka juga meminta pemerintah mempercepat dan memastikan program vaksinasi Covid-19 tepat sasaran untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.

"Semua pihak juga harus lebih waspada terhadap varian baru Covid-19 yang lebih mudah menyebar, mungkin lebih memperberat gejala, mungkin lebih meningkatkan kematian, dan mungkin menghilangkan efek vaksin," ucapnya.

Pemerintah bersama satgas covid-19 juga diminta untuk segera melakukan penguatan 3T; testing, tracing, dan treatment terhadap warganya dalam beberapa pekan ke depan pasca lebaran.

Baca Juga:Angka Infeksi Covid-19 Naik 500 Persen, Dokter Dilema Harus Pilih Penerima Oksigen

Masyarakat juga diminta untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M; memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Diketahui, pandemi COVID-19 telah menginfeksi 1.937.652 orang Indonesia, kini masih terdapat 120.306 kasus aktif, 1.763.870 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 53.476 jiwa meninggal dunia.

Lebih parah dari 2020

atgas Covid-19 menyatakan, lonjakan kasus positif virus corona usai libur Lebaran 2021 ini sudah mencapai 112 persen, hanya dalam waktu satu bulan.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, angka ini naik signifikan dibanding dampak tahun 2020 lalu pada minggu keempat yang mencapai 93,11 persen.

Baca Juga:Indonesia Darurat Covid-19, Dokter Mulai Dilema Beri Oksigen ke Pasien

"Kenaikan signifikan tahun ini, terjadi karena kenaikan minggu keempat sangat signifikan. Dalam satu minggu saja, terjadi kenaikan hampir dua kali lipat. Hal ini menyebabkan perbedaan signifikan dari minggu sebelumnya," kata Wiku.

Ia mencontohkan, lonjakan kasus di Jawa Tengah dengan angka kenaikan tertinggi usai Idul Fitri, baik di tahun 2020 mencapai 758 persen dan tahun 2021 mencapai 281,59 persen.

"Hal ini dapat terjadi karena pada tahun lalu, Indonesia masih berada pada tahap awal penanganan pandemi. Kita masih menyesuaikan diri terhadap situasi, dalam melakukan penanganan COVID-19 yang tentunya masih serba terbatas dan memicu kenaikan ke lebih tinggi," ucapnya.

Dia menyebut tahun ini beberapa kabupaten/kota tertentu mengalami lonjakan dalam rentang waktu singkat, seperti di Bangkalan, Kudus, Pati, Jepara, Bandung dan Kota Cimahi.

Kata Wiku, hal ini menandakan bahwa dalam melihat situasi tidak hanya cukup menilai di tingkat provinsi saja.

"Jika terdapat kabupaten/kota yang menunjukkan tingkat kenaikan signifikan harus segera ditangani agar tetap terkendali, sehingga tidak meningkatkan kasus di tingkat provinsi, hingga tingkat nasional," ucap Wiku.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini