Serang Dikepung Kabut Jarak Pandang Cuma 100 Meter, Ini Penjelasan BMKG

Jarak pandang cuma 100 meter bagi pengendara mobil dan motor yang melintas.

Hairul Alwan
Sabtu, 05 Juni 2021 | 18:52 WIB
Serang Dikepung Kabut Jarak Pandang Cuma 100 Meter, Ini Penjelasan BMKG
ILUSTRASI kabut. [Antara]

SuaraBanten.id - Serang dikepung kabut, Jumat (4/6/2021). Akibatnya, jarak pandang cuma 100 meter bagi pengendara mobil dan motor yang melintas.

Jalanan Kota Serang gelap gulita lantaran tertutup kabut. Kabut tebal menyelimuti jalan-jalan protokol di Kota Serang seingga menyebabkan jarak pandang hanya sekira 100 meter.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Serang atau BMKG menyebut peristiwa itu merupakan peristiwa alamiah, dan masyarakat tidak perlu panik.

Salah seorang pemotor Ayi Astaman mengatakan, dirinya baru menemui kabut sangat tebal di Kota Serang. Pasalnya,selama ini ia belum pernah menemukan peristiwa itu.

Baca Juga:Heboh Fenomena Kabut Tebal di BSD Tangsel, Ini Penjelasan BBMKG

"Parah, tebal banget kabutnya," katanya dihubungi SuaraBanten.id. Sabtu (6/7/2021).

Kata dia, biasanya jarak pandang mencapai 500 sampai 700 meter saat berkendara motor. Namun, saat malam itu, jarak pandang sangat berkurang.

"Paling kurang lebih, jarak pandang hanya 100 meter," katanya.

Sementara itu, Koordinator Bidang Data dan Informasi, pada Stasiun Meteorologi Maritim Serang BMKG Serang Tarjono mengatakan, betul terjadi kabut tebal di wilayah Kota Serang pada Jumat malam.

"Betul kabut adalah fenomena alam biasa. Karena terpantau kelembaban maksimum kemarin mencapai 98 persen, artinya di udara banyak mengandung uap air," katanya kepada SuaraBanten.id.

Baca Juga:Viral Fenomena Kabut Tebal di BSD Tangsel: BSD Rasa Puncak

Dijelaskan dia, terjadinya kabut tebal itu yakni karena Kota Serang diguyur hujan dengan durasi cukup lama dan intensitas sedang hingga lebat.

"Nah hal itu, menyebabkan kelembaban udara menjadi tinggi. Kabut sendiri terjadi karena pertemuan suhu udara yang berbeda," terangnya.

Saat peristiwa terjadi, lanjut dia, suhu udara yang lembab dan mengandung banyak uap air dan bertemu dengan suhu permukaan tanah yang yang masih hangat atau panas.

"Sehingga terjadi pengembunan," ujarnya.

Terkait adanya peristiwa itu, kata dia masyarakat tidak perlu khawatir dan panik karena kabut merupakan proses alami.

"Masyarakat tidak perlu panik yang berlebihan tetapi tetap waspada, update terus info BMKG, baik itu peringatan dini cuaca ekstrim ataupun peringatan dini gelombang tinggi," pungkasnya.

Kontributor : Adi Mulyadi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini