Wali Kota Cilegon Helldy Tantang Guru SMP Cerita Sejarah Geger Cilegon

Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menantang seluruh guru SMPN 5 Cilegon yang berada di ruangan untuk menceritakan sejarah Geger Cilegon, Kamis (22/4/2021).

Hairul Alwan
Kamis, 22 April 2021 | 16:51 WIB
Wali Kota Cilegon Helldy Tantang Guru SMP Cerita Sejarah Geger Cilegon
Wali Kota Cilegon Helldy Agustian saat meninjau ujian di SMPN 5 Cilegon [Suara.com/Adi Mulyadi]

SuaraBanten.id - Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menantang seluruh guru SMPN 5 Cilegon yang berada di ruangan untuk menceritakan sejarah Geger Cilegon, Kamis (22/4/2021).

Tantangan tersebut dilontarkan Helldy Agustian dalam sambutannya saat kunjungan Ujian Sekolah di SMPN 5 Kota Cilegon, Kamis (22/4/2021).

"Siapa yang bisa menjelaskan tentang Geger Cilegon, saya kasih hadiah 300 ribu. Yaudah saya tambahin tuh jadi 500 ribu siapa yang bisa," tantang Helldy kepada seluruh guru di dalam kelas.

"Ayo siapa yang bisa, mana guru sejarah. Masa guru sejarah tidak tau," ujar Helldy lagi.

Baca Juga:Jadwal Buka Puasa Depok Kamis 22 April 2021

Tantangan Helldy pun dijawab perempuan bernama Mutahanah. Tak lama berselang, Mutahanah yang kesehariannya mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP 5 Cilegon langsung mengacungkan tangan dan memberanikan diri untuk menjawab tantangan dari Helldy.

"Yang saya tau geger Cilegon itu terjadi, pusatnya di Al-Khairiyah kalau gak salah, nama pahlawannya itu Ki Wasyid, kuburannya di Kampung Gudang. Terjadinya geger Cilwgon itu memang ada perjuangan disana memperebutkan waktu itu,"

Gugup, berhadapan dengan Wali Kota Cilegon, Mutahanah pun lupa menjelaskan apa yang sudah ada dibenaknya.

"Saya lupa lagi, tapi memang pada saat itu ada semacam peperangan gitu," katanya sambil

Lantaran sudah memberanikan diri untuk bercerita soal Geger Cilegon meski memang salah. Mutahanah tetep mendapatkan hadiah dari mantan Manager sales Toyota itu sebesar 200 ribu.

Baca Juga:Update 22 April: Warga Indonesia Positif Covid Kini Capai 1.626.812 Orang

"Oke, tetep saya kasih hadiah 200 ribu, karena berani. Meski jawabannya salah," celetuk Helldy.

Tidak puas dengan jawaban Mutahanah, Helldy kembali menantang para guru lainnya untuk dapat menceritakan peristiwa Geger Cilegon.

Dari arah belakang, tantangan Helldy langsung di jawab oleh Elliya yang mengacungkan tangan, Elliya diketahui sebagai salah seorang guru sejarah di SMP 5 Cilegon.

"Awal mula terjadinya peristiwa Geger Cilegon itu yakni pada tahun 1883 terjadi peristiwa dahsyat yakni meletusnya gunung Krakatau, saat itu masyarakat Cilegon bayak yang meninggal dunia, saya bacanya aja waktu itu sampe nangis pak," katanya.

Dikatakan Elliya, Geger Cilegon itu sebagai salah satu bentuk perlawanan masyarakat Cilegon kepada para pemberontak Belanda, saat itu ingin menjadikan masyarakat Cilegon sebagai budak.

"Maka ada perlawanan dari masyarakat Cilegon, yang di pimpin oleh para pahlawan kita Ki Haji Wasyid dan Ki Haji Ismail," tandasnya.

Dinilai sedikit benar oleh Helldy, Elliya diberikan uang sebesar 300 ribu oleh Helldy dihadapan seluruh guru. Helldy langsung menceritakan peristiwa Geger Cilegon.

"Saat perang Cilegon terjadi, Ki Wasyid lari ke sumur, saat itu Ki Wasyid tertangkap dan ditusuk disitu. Setelah itu dicarilah keluarga Ki Wasyid ketemu lah anaknya perempuan, dan diselamatkan oleh rekan-rekannya Ki Wasyid," ungkap Helldy.

Dikatakan Helldy, Ki Wasyid itu bukan hanya sebagai tokoh central saja atau satu-satunya orang yang berjuang di perang Cilegon ini. Sebetulnya banyak para ulama juga yang berperan.

"Jadi bukan hanya Ki Wasyid seorang sana sebagai tokoh Centralnya, jadi sebenarnya banyak gitu, seperti Tubagus Ismail, termasuk buyut saya juga, semua tuh jadi pentolan perang Cilegon," terangnya.

Helddy bahkan mengklaim, tidak ada sejarah di Indonesia ini para pejuang yang di buang sebanyak 99 orang, sejarah itu hanya ada di Cilegon saja.

"Itu hanya ada di Cilegon saja, dibuang 99 orang ini termasuk kiyai, ulama dan segala macem, termasuk buyut kami," pungkasnya.

Kontributor : Adi Mulyadi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak