"Sesuai kebutuhan ya. Kita sudah tawarin ya dari beberapa RS yang kita sosialisasi dari PMI, Dinkes baru 3 (RS) ini. Bahwa untuk plasma konvalesen ini adalah ideal dari sedang ke berat. Misalnya diarah sedang ke berat atau ke yang ringan mungkin dianggap menurut dokternya atau yang lainnya belum ada plasma ya nggak dipakai, mungkin itu. Bisa jadi alasanya seperti itu," papar wali kota dua periode itu.
Terpisah, Koordinator Unit Donor Darah (UDD) PMI Tangsel dr Suhara Manullang mengatakan, rendahnya minat RS di Tangsel terhadap plasma konvalesen karena masih ada dokter yang belum setuju.
"Memang, belum semua dokter pun setuju, itu aja intinya. Karena namanya Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) itu yang menentukan. Itu aja sih intinya," kata Suhara melalui telpon seluler, Senin (18/1/2021).
Terkini, Tangsel termasuk dalam daerah yang ikut melaksanakan pencanangan gerakan nasional pendonor plasma konvalesen.
Baca Juga:Ajak Pelanggar Prokes Ziarah ke TPU Jombang, Satpol PP: Covid-19 Itu Nyata!
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan para dokter untuk memanfaatkan plasma konvalesen yang diproduksi PMI Tangsel.
"Dengan adanya pencanangan itu dokter-dokter juga memahami upaya. Jadi tadi Dinkes sudah diperintahkan untuk sosialisasikan ke rumah sakit-rumah sakit," pungkasnya.
Kontributor : Wivy Hikmatullah