Agesti Ayu Wulandari Penjarakan Ibu Kandung: Saya Disebut Anak Durhaka

Agesti Ayu Wulandari menerima itu. Agesti Ayu Wulandari punya alasan mau penjarakan ibu kandungnya sendiri.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 11 Januari 2021 | 21:18 WIB
Agesti Ayu Wulandari Penjarakan Ibu Kandung: Saya Disebut Anak Durhaka
Agesti Ayu Wulandari

SuaraBanten.id - Agesti Ayu Wulandari penjarakan ibu kandung sendiri. Netizen pun menilai Agesti Ayu Wulandari anak durhaka.

Agesti Ayu Wulandari menerima itu. Agesti Ayu Wulandari  punya alasan mau penjarakan ibu kandungnya sendiri.

Agesti Ayu Wulandari, gadis berjilbab berusia 19 tahun itu pun buka suara soal niatnya ingin penjarakan ibunya sendiri. 

"Saya Agesti Ayu Wulandari, mungkin di luar sana, para netizen dan rekan-rekan sekarang lagi ramai dengan berita anak durhaka yang telah melaporkan ibu kandungnya sehingga terancam penjara," ujar Agesti.

Baca Juga:Terungkap! Ini Alasan Agesti Ayu Penjarakan Ibu Kandungnya

Agesti Ayu Wulandari mengaku ingin ibunya diadili dan diproses hukum. Kini kasus ibunda Agesti Ayu Wulandari bergulir di kepolisian Demak Jawa Tengah. 

Mengutip dari terkini.id - jaringan suara.com. lewat video yang beredar di media sosial, Senin 11 Januari 2021, Agesti mengatakan, dirinya mempolisikan ibu kandungnya karena ingin mencari keadilan.

Agesti Ayu Wulandari
Agesti Ayu Wulandari

Mahasiswi itu ngotot tidak mau berdamai dan memperkarakan masalah ibunya ke Polres Demak. Alasannya tak lain untuk mencari keadilan dan tidak mau membongkar aib keluarganya.

"Perlu saya jelaskan mungkinkah seorang anak memenjarakan seorang ibu, jika ibunya tidak keterlaluan? Ini pertanyaan dasar. Mohon dijawab di hati," sambungnya.

Ia pun mengaku melaporkan ibu kandungnya itu lantaran tak ingin membuka aib ibunya dan keluarganya.

Baca Juga:Mahasiswi Ini Ngotot Penjarakan Ibu Kandung, Alasannya Cari Keadilan

"Dan jujur mengapa saya melaporkan ibu saya. Pertama, karena saya tidak ingin membuka ibu saya dan aib keluarga saya," ungkapnya.

Agesti Ayu Wulandari
Agesti Ayu Wulandari

Selain itu, mahasiswa semester satu tersebut mengaku hanya ingin mencari keadilan. Dan menurutnya, keadilan tersebut hanya ada di hukum.

"Saya hanya ingin mencari keadilan. Karena keadilan itu ada di hukum. Sehingga mudah-mudahan keadilan ini bisa saya dapatkan," tuturnya.

Ia pun berharap semoga kejadian tersebut menjadi pelajaran bagi ibunya itu agar sang ibu bisa introspeksi diri.

"Saya mahasiswa semester I dan punya dua adik. Mudah-mudahan ini bisa menjadi pelajaran dan hikmah bagi kita semua. Khususnya kepada orangtua saya, yaitu ibu saya," ucap Agesti.

"Mudah-mudahan ibu saya yang melahirkan saya bisa intropeksi. Dan jangan malu meminta maaf karena menyebarkan berita bohong dan berita dusta," tambahnya.

Kendati telah melaporkan ibu kandungnya, namun Agesti tetap menganggap ibunya itu adalah ibu yang telah melahirkannya.

"Sekali lagi, bagaimanapun, walaupun saya mencari keadilan, mencari penegakan hukum, saya tetap menganggap ibu saya adalah ibu saya. Ibu saya yang telah melahirkan saya," kata Agesti.

Ia pun sekali lagi meminta maaf kepada masyarakat atas tindakannya yang telah mempolisikan ibu kandungnya itu.

"Sekali lagi, saya Agesti Ayu Wulandari memohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia jika ada pemberitaan yang kurang berkenan di hati. Sekali lagi saya mohon maaf. Saya tidak bisa mengumbar dan membuka aib keluarga saya," ucapnya.

Agesti Ayu Wulandari
Agesti Ayu Wulandari

Gadis ini juga menegaskan tidak akan mencabut laporannya terhadap ibu kandungnya tersebut di polisi.

"Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Pak Dedi Mulyadi yang telah mendamaikan. Mohon maaf bapak saya tidak bisa mencabut, saya mencari keadilan," ujarnya.

Sebelumnya, publik dihebohkan dengan peristiwa seorang ibu di Demak, Jawa Tengah berinisial S (36 tahun) yang dipolisikan oleh anak kandungnya sendiri. Lantaran bertengkar.

Sang ibu tidak menyangka pertengkaran dengan anaknya, berujung pada dirinya harus mendekam di tahanan Polres Demak.

Wanita yang keseharian berjualan pakaian di Pasar Bintoro menceritakan, kasus tersebut bermula saat anaknya yang selama ini tinggal bersama mantan suami di Jakarta datang ke rumah hendak mengambil pakaian.

Saat itu, kata S, anaknya yakni A datang bersama mantan suaminya. Akan tetapi, semua pakaian milik A telah disingkirkan oleh S karena jengkel dengan sikap anaknya yang sekarang telah membencinya.

Kontributor : Hairul Alwan

REKOMENDASI

News

Terkini