"Dari sekolah sampai lulus, teman-temannya sering diajak ke rumah untuk sekadar makan dan ngobrol. Makan di sini juga seadanya saja," paparnya.
Selain itu, Umiyati menyebutkan, putrinya juga hampir tidak pernah meninggalkan salat lima waktu. Bahkan tidak pernah membentak kedua orang tuanya.
"Salat lima waktunya rajin. Dia juga enggak pernah gitu membentak saya sama bapaknya. Bahkan untuk ngomongin orang atau temannya itu enggak suka," sebutnya.
Karena hal itu, Umiyati merasa heran jika putrinya dikabarkan meninggal karena sakit dan dimasukkan ke dalam koper.
Baca Juga:Kemenlu: Tak Ada Tanda Kekerasan di Mayat Perempuan Dalam Koper di Arab
"Mendengar kabar yang katanya viral anak saya meninggal sakit dimasukkan ke dalam koper sama temannya enggak percaya. Dia tuh orangnya baik banget sama temannya," ungkapnya sambil menitikkan air mata.
![Umiyati, menunjukkan identitas diri putrinya, Afriyani, TKW yang ditemukan tewas dalam koper di Mekkah, Arab Saudi saat ditemui di rumah duka Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Rabu (2/12/2020). [Suara.com/Ridsha Vimanda Nasution]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/12/02/17853-afriyani-tkw-tewas-dalam-koper-di-mekkah.jpg)
7. Komunikasi Terakhir
Umiyati menuturkan, komunikasi terakhir dengan putrinya hanya dua kali setelah berangkat ke Arab Saudi, yakni di bulan Februari dan Juli.
Afriyani menghubungi pamannya melalui sambungan telepon rumah untuk berbicara dengan Umiyati.
"Terakhir itu saat Lebaran haji bulan Juli. Adik saya dapat telepon dari Afriyani. Saya ngobrol lumayan lama dari nanya kabar sampai kegiatan dia di sana," tuturnya.
Baca Juga:Mayat Afriyani Dibuang di Koper karena Teman Bingung Urus Jenazah di Mekkah
"Yang saya ingat, anak saya cerita kerja di Arab enak. Majikannya baik hati, terus cerita juga rumah majikannya besar dengan tiga tingkat. Di situ saya bersyukur saja kondisi anak saya baik-baik saja," lanjutnya.