SuaraBanten.id - Ketua DPW From Pembela Islam (FPI) Tangerang Selatan (Tangsel) KH Kholilulrahman Ahmad angkat bicara terkait maraknya pencopotan spanduk dan baliho Habib Rizieq Shihab.
Ahmad mengaku tak mempersoalkan masalah itu.
Dia mempersilakan spanduk dan baliho Habib Rizieq dicopot jika memang harus dicabut oleh aparat berwenang.
Hanya saja Ahmad meminta agar tak perlu ada kata-kata kotor yang bisa memuat FPI resah.
Baca Juga:Ilegal, TNI-Polri dan Satpol PP Copot 12 Baliho Habib Rizieq di Kota Bogor
"Baliho dicopot silakan, tapi jangan keluarkan kata-kata kotor yang memancing marah,” ujarnya, Senin (23/11/2020).
![Petugas gabungan copot baliho Habib Rizieq Shihab di Tangerang. (SuaraJakarta.id/Ridsha)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/22/35107-petugas-gabungan-copot-baliho-habib-rizieq-shihab-di-tangerang-suarajakartaidridsha.jpg)
Menurutnya, kata-kata yang paling menyakitkan bagi simpatisan FPI yakni soal tuduhan bahwa Habib Riziq bukan keturunan Rasulullah.
"Kami sakit hati itu kata-kata seperti Habib Rizieq bukan keturunan Rasulullah. Kata itu yang bikin kami sakit, jadi sebuah penghinaan," tegasnya.
Terpisah, Kapolres Kota Tangsel, AKBP Iman Setiawan mengatakan, pihaknya sudah melakukan pencopotan baliho bergambar Habib Rizieq Shihab.
"Sudah dilakukan, semuanya (dicopot) dibeberapa tempat tidak sebanyak di tempat lain. Tidak ada yang protes dari FPI," katanya di Mapolres Tangsel saat rilis kasus, Senin (23/11/2020).
Baca Juga:Panglima TNI Dukung Pangdam Jaya Copot Baliho Habib Rizieq
![Prajurit TNI menurunkan spanduk bergambar Habib Rizieq Shihab saat patroli keamanan di Petamburan, Jakarta, Jumat (20/11/2020). [ANTARA FOTO/Aprillio Akbar]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/20/94347-baliho-habib-rizieq-diturunkan-tni.jpg)
Pantauan Suara.com, ada dua titik lokasi baliho Habib Rizieq dicopot.
Pertama di Jalan Buaran Raya, Serpong dan di Jalan Ciatet Raya, Serua, Ciputat.
Padahal sebelumnya, terpasang dua baliho besar menyambut kepulangan Habib Rizieq Shihab dan seruan revolusi akhlak.
Kontributor : Wivy Hikmatullah