SuaraBanten.id - Tak hanya rawat tertular, para tenaga medis juga khawatir keluarganya ikut terjangkit virus Corona alias COVID-19. Salah satu pencegahannya, kebanyakan mereka tak berani pulang ke ruah sehingga lebih memilih mencari tempat tinggal sementara alias indekos selama menangani pasien di rumah sakit.
Salah seorang tenaga medis menuturkan bahwa ia kesulitan mencari tempat indekos sendiri. Sebab Pemprov Banten, khususnya Dinas Kesehatan Provinsi Banten tidak menyediakan tempat khusus tenaga medis.
"Saya dan kawan-kawan tidak dapat kosan. Alasan pemilik kosan khawatir ada penularan, setelah tahu kami bekerja menangani pasien Covid-19," kata salah satu tenaga medis yang enggan disebut namanya kepada BantenNews.co.id--jaringan Suara.com, Kamis (26/3/2020).
Putus asa mengontrak kamar kos, akhirnya ia terpaksa pulang ke rumah dan tinggal bersama suami dan kedua anaknya.
Baca Juga:Rumah Dinas Wali Kota Semarang Mau Jadi Ruang Isolasi Pasien Virus Corona
"Jujur saya takut menulari keluarga karena harus bolak-balik dengan kendaraan (motor) sendiri dari rumah sakit ke rumah bersama keluarga. Apa boleh buat karena tidak ada tempat khusus buat kami," kata dia.
Selain tak mendapat sewa kamar, ibu dua anak itu mengaku pernah berpikir untuk menggunakan kendaraan angkutan online, namun hati nuraninya tak kuasa karena perasaan takut menularkan virus Covid-19 kepada pengendara dan penumpang lain.
"Enggak ada angkutan antar jemput juga buat kami. Terpaksa saya harus pakai motor yang biasa digunakan anak untuk sekolah," kata dia.
Bukan hanya itu, beberapa fasilitas yang sebelumnya dijanjikan akan diterima petugas medis juga tak pernah ada. Pola kerja yang sesuai standar keamanan pasien infeksius seperti 14 hari kerja, 14 hari karantina, dan 14 di rumah hanya tinggal wacana.
“Saya lima hari kerja, bolak-balik rumah, begitu seterusnya,” katanya.
Baca Juga:Cegah Penularan Corona, KPK Hentikan Sementara Pemanggilan Saksi-saksi
Belum lagi terjadi pengunduran diri massal pegawai kebersihan di RSUD Banten.
- 1
- 2