Tidak berani berharap
Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi puncak musim hujan akan berlangsung hingga awal Maret, yang artinya sejumlah lokasi masih berpotensi mengalami bencana.
Nurhedi, Epfa dan Sarki, serta ratusan warga kampung Cigobang sendiri menyatakan masih tidak ingin kembali ke kampungnya.
Bukan hanya karena banjir dan longsor yang mengancam, mereka juga masih trauma, serta rasa duka dari kehilangan orang yang mereka kenal, bahkan mereka cintai.
Baca Juga:Wakil Bupati Lebak Bela Penambang Emas Ilegal soal Banjir Bandang
"Saya tidak tahu lagi, nanti saya mau apa dan bagaimana, semuanya sudah hilang, rumah, kebun, istri dan anak juga hilang," kata Nurhedi.
"Terserah apa kata pemerintah, apakah akan dibantu ... bikin rumah dan tanah buat ladang atau tidak, kita semuanya hanya bisa pasrah," ujarnya sambil menahan tangis.
"Untuk berharap pun kami juga tidak berani," kata Sarki, mertua Nurhedi.
----
Tulisan ini dibuat oleh Dicky Martias yang bekerja di bagian 'Business Development' ABC Indonesia di kantor perwakilan Jakarta dan salah satu relawan RCI Peduli.
Baca Juga:Korban Banjir Lebak Bangun Sendiri Jembatan Darurat, ke Mana Pemerintahnya?