Kisah Korban Longsor Lebak, Ibu dan Anak Ditemukan Tewas Berpelukan

Ia terus menggali sambil berteriak-teriak histeris, meminta tolong, memanggil manggil nama istri dan anaknya, hingga tangannya terluka parah. Namun semuanya sia-sia.

Reza Gunadha
Selasa, 14 Januari 2020 | 14:16 WIB
Kisah Korban Longsor Lebak, Ibu dan Anak Ditemukan Tewas Berpelukan
Upaya pencarian korban longsor yang dilakukan oleh tim SAR dan anggota TNI. [Blackhouse Library]

Dari 700 orang yang tinggal di kampung Cigobang, sebagian besarnya adalah peladang cengkih dan komoditas tanaman keras lainnya, termasuk Nurhedi dan Epfa.

"Saya sudah 18 tahun berladang cengkih di bukit belakang rumah, sama sekali tidak ada tanda-tanda tanah retak, gembur atau bergerak," kata Epfa.

"Malah sehari sebelum longsor saya masih kerja diladang," tambahnya.

'Jerit tangis' sampai keesokan hari

Baca Juga:Wakil Bupati Lebak Bela Penambang Emas Ilegal soal Banjir Bandang

Warga yang selamat kini belum bisa berbuat banyak karena daerah mereka terisolasi.

Beberapa pemuda berusaha mencari pertolongan keluar kampung, namun mereka mendapati jembatan yang putus dan jalan tertimbun longsor.

Mereka juga terkejut ketika mendapat kabar bahwa kampung-kampung lain sepanjang sungai Ciberang mengalami nasib yang sama.

Sarki, 65 tahun, adalah ayah mertua Nurhedi yang dituakan di kampungnya, dimana enam orang ditemukan meninggal dan dua warga ditemukan selamat di bawah reruntuhan rumah.

"Kami yang selamat berkumpul, tapi tidak tahu berbuat apa. Badan basah kuyup, tidak ada tempat berteduh," kata Sarki.

Baca Juga:Korban Banjir Lebak Bangun Sendiri Jembatan Darurat, ke Mana Pemerintahnya?

"Sedangkan keluar desa juga tidak mungkin karena jembatan putus, arus sungai deras sekali dan jalan juga tertutup lumpur longsor,"

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini