Andi Ahmad S
Senin, 10 November 2025 | 17:50 WIB
Bendungan Karian merupakan bendungan terbesar nomor 3 di Indonesia. (YouTube KemenPUPR)
Baca 10 detik
  • BBWSC3 siapkan strategi cegah banjir di Banten, termasuk mengurangi volume tampungan air di Bendungan Sindangheula dan Karian untuk menampung curah hujan. 

  • BBWSC3 juga perbaiki tanggul sungai yang rusak, identifikasi penyempitan akibat sedimentasi/sampah, dan sediakan alat berat guna perbaikan infrastruktur. 

  • Pos pengamatan dan early warning system disiapkan untuk pantau curah hujan di Sungai Cibanten dan Ciujung. Koordinasi dengan BPBD serta BMKG juga dilakukan. 

SuaraBanten.id - Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) menyiapkan berbagai langkah strategis dalam mencegah terjadinya bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Provinsi Banten pada musim penghujan di akhir tahun 2025 ini.

Disampaikan Kepala BBWSC3, Dedi Yudha Lesama, pengurangan volume tampungan air di area hulu seperti di Bendungan Sindangheula Serang dan Bendungan Karian Lebak akan dilakukan guna menampung tambahan debit air di saat hujan deras melanda wilayah Banten.

"Dalam menghadapi potensi banjir di Banten, kami telah menyiapkan berbagai infrastruktur sumber daya air. Salah satunya mengurangi volume tampungan di bendungan. Bukan mengosongkan, tapi menurunkan muka air sebagai langkah untuk menampung curah hujan berintensitas tinggi," kata Dedi kepada awak media, belum lama ini.

"Langkah ini penting agar bendungan dapat menampung tambahan debit air dan mengurangi resiko limpahan ke wilayah hilir. Kami sudah mengurangi tampungan di Bendungan Sindangheula dan Bendungan Karian, antisipasi agar kejadian banjir besar di tahun 2022 di Kota Serang tak terulang," imbuhnya.

Selain itu, Dedi mengaku, pihaknya telah melakukan perbaikan infrastruktur sungai yang mengalami kerusakan sehingga tidak meluap ke areal pemukiman penduduk. Hal itu dilakukan usai pihaknya melakukan susur sungai untuk mengidentifikasi celah-celah yang berpotensi menimbulkan banjir.

Bahkan lanjutnya, sejumlah alat berat seperti excavator, long arm, amphibious, dump truk, mobile pump hingga material seperti bronjong kawat dan gerobak telah diterjunkan guna menopang perbaikan tanggul-tanggul sungai yang mengalami kerusakan.

"Kami perbaiki terutama tanggul-tanggul yang rusak atau kritis. Beberapa lokasi yang mengalami penyempitan akibat sedimentasi maupun sampah rumah tangga telah kami identifikasi," ujarnya.

Diakui Dedi, sejumlah pos-pos pengamatan hingga peringatan dini (early warning system) telah disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya luapan debit air di Sungai Cibanten dan Sungai Ciujung yang kerap menjadi sumber banjir di wilayah Serang dan sekitarnya.

"Dari sisi hidrologi kami memantau curah hujan melalui pos-pos pegamatan yang terhubung ke Command Center. Data curah hujan dan tinggi muka air diolah menghasilkan peringatan dini di wilayah Sungai Cibanten dan Ciujung. Jika terdeteksi curah hujan tinggi dan potensi banjir, sistem akan otomatis mengeluarkan peringatan, sirine akan berbunyi sehingga masyarakat diharapkan segera melakukan evakuasi," terangnya.

Baca Juga: Pembebasan Lahan Pembangunan Waduk Karian Belum Rampung 100 Persen, Ini Kata BBWS

Dedi menyampaikan, dalam menghadapi potensi bencana banjir, pihaknya tak mampu berjalan sendiri sehingga koordinasi dengan instansi lain telah dilakukan agar bencana banjir di sejumlah wilayah Banten dapat diminimalisir.

"Sudah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti BPBD, BMKG dan dinas PU tingkat provinsi maupun kabupaten kota. Apel siaga banjir juga telah dilaksanakan serentak secara nasional di bawah arahan Pak Menteri PUPR," tandasnya.

Kontributor : Yandi Sofyan

Load More