Hairul Alwan
Minggu, 03 Agustus 2025 | 11:11 WIB
Turnamen sepak bola di Kelurahan gelam, Kecamatan Cipocok Jaya, Serang, Banten berujung ricuh. [IST/Bantennews]

SuaraBanten.id - Semangat persaudaraan dan kebersamaan yang seharusnya menjadi ruh utama dalam perayaan Hari Kemerdekaan seolah luntur di lapangan hijau Kelurahan Gelam, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten. 

Turnamen sepak bola antar-RT yang digelar untuk menyambut HUT ke-80 RI, dengan tujuan mempererat silaturahmi, justru berakhir ricuh, adu jotos massal antarpenonton pun terjadi di Cipocok Jaya, Serang.

Insiden yang mencoreng semangat sportivitas ini pecah pada Jumat 1 Agustus 2025 sore, tepat setelah laga dramatis yang mempertemukan tim RT Cibarang melawan Perseba RT Babakan harus diakhiri lewat babak adu penalti. 

Euforia yang tak terkendali dan fanatisme sesaat mengubah lapangan yang seharusnya menjadi ajang persahabatan menjadi arena pertikaian.

Kanit Reskrim Polsek Cipocok Jaya, Ipda Nuryanto, mengonfirmasi bahwa niat baik Karang Taruna menggelar "Karang Taruna Cup 1" ini ternoda oleh emosi sesaat para pendukung.

“Betul, kejadian sekitar pukul 17.30 sore dalam ajang Karang Taruna Cup 1 antar-RT se-Kelurahan Gelam. Pertandingan saat itu mempertemukan RT Cibarang dan Perseba RT Babakan. Tidak ada korban jiwa, dan tidak ada pihak yang diamankan,” ujar Nuryanto saat dikonfirmasi pada Sabtu 2 Agustus 2025.

Video kericuhan yang dengan cepat menyebar di media sosial menunjukkan betapa mudahnya semangat kebersamaan itu terkoyak.

Puluhan penonton dari kedua kubu terlihat saling serang, melayangkan pukulan, dan menciptakan kekacauan di tengah lapangan. 

Ironisnya, para pemain yang seharusnya menjadi pusat perhatian justru tersingkir oleh drama kekerasan para pendukungnya.

Baca Juga: Sakit Hati, Santri di Serang Tewas Usai Tenggak 16 Butir Antimo

Aparat kepolisian yang bersiaga di lokasi berhasil meredam amuk massa dengan cepat, sehingga keributan tidak meluas dan tidak menimbulkan korban luka serius. 

Namun, insiden ini meninggalkan sebuah catatan kelam tentang bagaimana sebuah pertandingan tingkat lingkungan pun bisa memicu gesekan horizontal yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Pihak penyelenggara dan kepolisian menegaskan bahwa tujuan utama dari turnamen ini adalah murni untuk mempererat hubungan antarwarga. 

Namun, insiden ini menjadi bukti bahwa sportivitas tidak hanya dituntut dari para pemain di lapangan, tetapi juga, dan yang lebih penting, dari para penonton di pinggir lapangan.

Meski sempat diwarnai aksi tak terpuji, pertandingan tetap dilanjutkan di bawah pengawasan yang lebih ketat. 

Ipda Nuryanto pun kembali mengingatkan esensi dari kegiatan tersebut, yang jauh lebih besar dari sekadar mencari pemenang.

Load More