Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Senin, 30 Oktober 2023 | 07:05 WIB
Satu keluarga yang mengalami kebutaan di Warunggunung Kabupaten Lebak terpaksa sehari hari dihabiskan waktu di rumah karena tidak bisa melakukan aktivitas kegiatan. (ANTARA /Mansur)

SuaraBanten.id - Nasib pilu dialami salah satu keluarga di Warunggung, Kabupaten Lebak, Banten. Bagaimana tidak, satu keluarga yang terdiri dari ayah dan lima anaknya mengalami kebutaan pada kedua matanya.

Karenanya, warga Warunggunung, Kebupaten Lebak itu pun sangat mendambakan bantuan untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya tampaknya harus turun tangan untu membantu keluarga tersebut.

"Semua gejala kebutaan yang menimpa suami dan lima anak saya itu belum diketahui penyebab penyakitnya, namun diawali kepala pusing," kata Wina (65) ibu dari keluarga yang terkena musibah kebutaan warga Cipasung, Desa Suka Rendah, Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak, Banten seperti dikutip dari ANTARA, Senin (30/10/2023).

Wina mengungkapkan, ia memiliki sembilan anak, namun lima di antaranya mengalami kebutaan terdiri dari Rohimi (50), Hindun (40), Maesaroh (35), Junaedi (34) dan Kokom (27), termasuk suaminya Rohimi (70).

Sementara, tiga anaknya yang lain Maryati (45) Jajuli (38) dan Siti (30) tidak mengalami kebutaan.

Kata Wina, kini kelima anaknya sudah membangun rumah tangga masing-masing. Dengan kondisi buta mereka tentu tidak bisa bekerja.

"Kami tentu kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, karena pendapatan usaha buruh di kebun tidak menentu. Namun, beruntung terbantu untuk ketersediaan pangan melalui program keluarga harapan (PKH) yang digulirkan pemerintah," ungkap Wina.

Wina kemudian menceritakan bagaimana awal mula keluarganya bisa mengalami kebutaan, awalnya gejala kebutaan menimpa suaminya Rusmani tahun 2010, kemudian tahun 2011 anak pertama Rohimi.

Setalah itu, Hindun dan Maesaroh 2014 dan 2015, juga Kokom 2018 dan terakhir Junaedi tahun 2020.

Wina menduga kebutaan yang menimpa suami dan lima anaknya permanen dan tidak bisa diobati, karena sudah menjalani pengobatan di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, namun tidak ada perubahan.

Baca Juga: Penyebab Pria Bakar Pasar Malam di Kabupaten Serang, Emosi Karena Sang Anak Meninggal Kesetrum Listrik

Wina pun menceritaka, anaknya yang bernama Hindun bahkan telah melakukan operasi mata di RSCM Jakarta, namun tidak juga kunjung juga sembuh penglihatanya.

"Kami kini pasrah dengan kondisi seperti itu dan setiap hari kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan, bahkan terkadang makan nasi dengan daun melinjo dan daun singkong sebagai lauk pauknya," tuturnya.

Sementara itu, Rohimi menceritakan gejala awal yang ia dirasakan sebelum mengalami kebutaan adalah sakit kepala cukup parah tahun 2010.

Kejadian itu ia alami saat bekerja di Jakarta, saking pusingnya ia juga menceritakan terkadang jika kepala pusing dibenturkan ke tembok tidak terasa sakit.

Tak hanya kepala sakit parah, Rohimi juga merasakan matanya berair dan pandangan menjadi kabur karena itu. Dirinya sejak 2011 hingga kini tidak bisa melihat.

Untungnya, Rohimi masih bisa menggantungkan hidup ke istrinya yang kini menjadi buruh cuci di Jakarta.

"Kami berterima kasih juga kepada pemerintah daerah yang bisa menjalani pengobatan di rumah sakit,namun tidak sembuh dengan alasan sudah menyerang bagian saraf," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengatakan pihaknya sudah membawa ke rumah sakit hingga operasi mata di RSCM Jakarta, namun kini semua berada di Kampung Cipasung Warunggunung.

"Memang, insiden kejadian itu terasa berbeda waktu dan tempat," katanya. (ANTARA)

Load More