"Saya cuman menunjukkan saja, kalau verifikasi sih enggak. Menunjukkan tempat-tempatnya saja, kalau ini warung, kalau ini rumah, karena kata yang di atas, rumah ya harus rumah, warung ya harus warung. Jadi saya nunjukin, bukan kami yang menilai," tandasnya.
Diketahui, para korban tsunami di Desa Sukarame kecewa karena tidak masuk dalam daftar penerima Huntap. Di sisi lain ada beberapa calon penerima Huntap tidak sesuai klasifikasi.
Akibatnya, warga yang kesal karena tak masuk menjadi penerima bantuan menggelar aksi protes dengan memblokir akses jalan menuju pembangunan huntap di Kampung Cibenda, Desa Sukarame, Kecamatan Carita pada Selasa (30/6/2020).
Bantuan Tak Merata
Bencana Tsunami Banten yang terjadi di Kabupaten Pandeglang pada 22 Desember 2018 lalu berbuntut persoalan. Sejumlah warga yang menjadi korban terus menanti bantuan dari pemerintah, walaupun bencana itu sudah hampir dua tahun berlalu masih ada saja warga yang belum juga menerima bantuan. Padahal, dana puluhan miliaran rupiah sudah digelontorkan oleh pemerintah ke daerah ini.
Belakangan diketahui, masih banyak warga terdampak langsung tsunami Banten, masih luput tidak mendapatkan bantuan Hunian Tetap (Huntap), termasuk bantuan perahu nelayan dianggap tidak merata.
Ramadona, salah satu korban tsunami warga Kampung Cibenda, Desa Sukarame, Kecamatan Carita mengaku rumah dan warungnya hancur akibat keganasan gelombang air laut. Namun ia dan istrinya masih bersyukur selamat dari maut walau ikut tergulung ombak.
"Rumah saya hancur, bahkan saya dan istri pun ikut terbawa ombak. Karena posisi saya ada di situ (di dalam rumah), tapi alhamdulillah selamat," kata Maradona saat wawancarai Suarabanten.id, Jumat (3/7/2020).
Karena tidak memiliki tempat tinggal lagi, Ramadona , istri dan anaknya terpaksa menumpang di orang tuanya di Kampung Cibenda. Sementara lokasi warung huni berada di lapangan Cibenda dulu hancur, saat ini hanya dijadikan tempat usahanya.
Baca Juga: Korban Tsunami Banten Blokir Jalan, Proyek Huntap Bakal Molor dari Jadwal
Entah bagaimana mana awalnya, namanya tidak tercatat dalam daftar korban yang mendapatkan bantuan termasuk tidak mendapatkan Hunian Sementara (Huntara) yang dibangun oleh pemerintah untuk para korban tsunami saat itu. Upaya protes ke pihak desa setempat yang ia lakukan tidak membuahkan hasil.
"Saya gak dapat (Huntara) karena gak ke data. Sempat protes (ke desa) berapa kali yah,"ungkapnya.
Setelah tak mendapatkan Huntara, Ramadona juga harus menerima kenyataan jika ia juga tidak mendapatkan bantuan Huntap. Sebagai korban Ramadona sakit hati karena mendapatkan perlakuan yang berbeda. Padahal tetangganya yang sama seperti dirinya malah mendapatkan bantuan Huntap. Ia mengaku belum mendapatkan keadilan.
"Saya sakit hati, yang lain pada dapat, kenapa saya enggak. Sedangkan satu lokasi kenapa dipilih-pilih, yang mendapatkan dan saya gak. Perasaan saya sudah semburat. Bagi saya belum ada keadilan buat saya. Kenapa yang lain di perhatikan, saya gak, padahal sama-sama kena musibah," katanya.
Pasca bencana itu pula Ramadona tidak tercatat sebagai penerima bantuan Jaminan Hidup (Jadup) dari Kemensos. Setelah mendapatkan pendampingan dari relawan korban tsunami Carita, ia baru mendapatkan Jadup dari Dinas Sosial (Dinsos) Pandeglang sebesar Rp 600 ribu per orang, kurang lebih total bantuan sebesar Rp 1,8 juta untuk dirinya dan keluarga.
Sementara itu, Ketua nelayan Desa Sukarame Seklan mencatat ada sekitar 12 perahu nelayan yang hilang. Seklan mengatakan, sejak itu pula bantuan untuk para nelayan tidak ada, padahal mereka benar-benar korban tsunami.
Berita Terkait
-
Korban Tsunami Banten Blokir Jalan, Proyek Huntap Bakal Molor dari Jadwal
-
Korban Tsunami Banten Blokir Jalan, Kepala BPBD: Nggak Perlu Jadi Berita
-
Pengelola Wisata Keluhkan Maraknya Destinasi Ilegal di Pandeglang
-
Reaktif Corona Hasil Rapid Test, Begini Nasib 22 Petugas PPS di Pandeglang
-
Nama Anak Kades Masuk Penerima Huntap, Korban Tsunami Banten Blokir Jalan
Terpopuler
- Moto G96 5G Resmi Rilis, HP 5G Murah Motorola Ini Bawa Layar Curved
- Misteri Panggilan Telepon Terakhir Diplomat Arya Daru Pangayunan yang Tewas Dilakban
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 9 Juli: Ada Pemain OVR Tinggi dan Gems
- 7 HP Infinix Rp1 Jutaan Terbaik Juli 2025, Ada yang Kameranya 108 MP
Pilihan
-
Sikap Profesional di Balik Cedera Ole Romeny di Piala Presiden 2025
-
7 Fakta Menyentuh Arya Daru Pangayunan, Diplomat Muda Cemerlang yang Wafat Misterius
-
Utang Emiten Milik Adik Prabowo Bengkak 57,8 Persen
-
Emiten Kebab Baba Rafi Terjerat Utang Pinjol Rp2 Miliar
-
Penampakan Rumah Mewah Riza Chalid yang Jadi Tersangka Korupsi Pertamina
Terkini
-
Dinkes Serang Sebut Rawat Jalan DBD di Rumah Bisa Berujung Maut, Begini Penjelasannya
-
Upaya Damai Bisa Berujung Pidana, Pihak yang Halangi Kasus SMAN 4 Serang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Di Ajang Banking Service Excellence 2025, BRI Raih 11 Penghargaan
-
Ratusan Pedagang Pasar Rau Bakal Direlokasi Demi Tangani Banjir
-
Wakil Bupati Tangerang Buka Suara Soal Temuan BPK Soal Pengelolaan Dana Bos Rp878 Juta