SuaraBanten.id - Setelah diprotes pelaku wisata Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, papan informasi rawan tsunami dicopot karena diklaim kesalahan pemasangan. Awalnya papan informasi tersebut akan dipasang di permukiman warga yang dekat dengan pesisir pantai.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang Surya Darmawan mengaku, terjadi kesalahan pemasangan yang dilakukan oleh pihak ketiga. Menurutnya, pihak ketiga tidak mengonfirmasi soal lokasi yang bakal dipasangi papan tersebut
"Yang pasang pihak ketiga, lokasinya tidak konfirmasi dulu ke BPBD. Sudah dicopot lagi oleh pihak ketiga," kata Surya saat dikonfirmasi pada Selasa (28/1/2020).
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Usep mengaku terkejut papan informasi yang sudah ditentukan titik koordinatnya malah dipasang di daerah wisata, lantaran terjadi miskomunikasi antara BPBD dengan pihak ketiga. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait penentuan titik koordinat pemasangan papan informasi itu.
"Ada miskomunikasi sudah ada titik koordinat yang sudah ditentukan, bukan di sana, makanya disuruh dicopot lagi. Itu titik koordinat kita sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, makanya sangat disayangkan kenapa enggak ada koordinasi dulu," terang Usep.
Menurutnya, berdasarkan informasi dari petugasnya, papan informasi yang sempat dipasang akhirnya dibawa kembali ke kantor BPBD. Terjadinya kesalahan pemasangan papan pengumuman tersebut tidak hanya dikeluhkan pelaku wisata, tetapi beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) juga ikut menyayangkan. Diakuinya, pasangan papan informasi di daerah wisata juga akan membuat para pengunjung takut.
"Kemarin juga ada kepala OPD lain yang komplain. Makanya saya juga kaget belum ada intrupsi pemasangan kok sudah dipasang. Ya makanya, kata saya tarik dulu," terangnya.
Usep mengatakan, papan informasi tersebut bakal dipasang di wilayah daerah permukiman yang deket dengan pesisir pantai sebanyak 45 papan informasi. Namun, Usep tak tahu lebih detail soal penetapan lokasinya, karena ada di bidang pusat pengendalian dan operasi dan penanggulangan bencana (Pusdalops).
Pihaknya akan melihat kembali perjanjian kontrak dengan pihak ketiga setelah terjadi kesalahan pemasangan lokasi jika hendak diberikan sangsi.
Baca Juga: Papan Peringatan Tsunami di Pantai Pandeglang Dinilai Bikin Takut Wisatawan
"Nanti kita lihat sesuai perjanjian, ada perjanjiannya, sesuai aturan yang berlaku,"tandasnya.
Ketua Komisi IV DPRD Pandeglang Habibi Arafat mengkritik keras terjadi kesalahan pemasangan papan informasi daerah rawan bencana tsunami di pesisir pantai Carita. BPDB dinilai tidak memiliki perencanaan matang terhadap pemasangan papan informasi itu untuk daerah yang dinilai rawan bencana.
Jika pasangan itu di pihak ketigakan, menurut Habibi harusnya sudah ditentukan sejak dari awal perjanjian kontrak. Sehingga, pihak ketiga tinggal mengikuti sesuai dengan aturan kontrak.
"Itu kesalahan besar, harusnya BPBD dalam perjanjian kontrak kerjasamanya titiknya ditentukan dari awal Sehingga pihak ketiga tinggal mengikuti kesepakatan dari awal," katanya.
BPBD, kata Habibi, harus melakukan kajian ulang mengenai keberadaan papan informasi tersebut yang dapat menggangu kenyamanan para wisatawan di Pandeglang. Dia mengemukakan, harus menggunakan kalimat-kalimat dan penempatan lokasi yang lebih tepat. Habibi juga meminta, BPBD tidak sembarang melakukan sesuatu apalagi di daerah wisata yang baru saja terkena bencana
"Harus dikaji ulang dengan bahasa-bahasa dan penempatan dan sebagainya, karena di Pandeglang harus serba hati-hati dalam melakukan apapun, jangan sembarang. Saya harapkan kalau mengganggu (para wisatawan) harus dipindahkan," tuturnya.
Berita Terkait
-
Papan Peringatan Tsunami di Pantai Pandeglang Dinilai Bikin Takut Wisatawan
-
Bupati Irna Berharap Bandara Baru Banten Bisa Dibangun di Pandeglang
-
Banyak Penantang di Pilbup Pandeglang 2020, Petahana Berhati-hati
-
Honorer Dihapus, Bupati Minta Kuota CPNS di Pandeglang Lebih Banyak Lagi
-
Imbas Tsunami Banten, Produksi Ikan di Pandeglang Menurun 50 Ribu Ton
Terpopuler
- 9 Potret Rumah Eko Patrio Seharga Rp150 Miliar, Ada Rooftop Pool di Lantai 4
- Kronologi Penangkapan Mahasiswa Unri Khariq Anhar di Jakarta
- Rumah Ahmad Sahroni Dijarah Massa, Bocah Pamer dapat Jam Tangan Rp 11 Miliar
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
Pilihan
-
Tokoh Budaya Solo Kecam Aksi Perusakan: Ini Mencoreng Kota Budaya
-
Bukan Mees Hilgers, Klub Prancis Boyong Pemain yang Namanya Sunda Banget!
-
Dari Kerudung Pink hingga Jaket Ojol: Kisah di Balik 3 Warna yang Mengguncang Aksi Demo di Indonesia
-
Dikabarkan Sudah Memberi Surat ke Prabowo di Hambalang, Ini Dampaknya jika Sri Mulyani Mundur
-
Investor Wajib Waspada! OJK Imbau Jangan Telan Mentah-mentah Rumor Unjuk Rasa
Terkini
-
Gubernur Andra Soni: Suara Ulama Didengar!
-
Tragedi Malam di Serang: Pick Up Angkut 12 Buruh Nyemplung ke Sungai, 1 Tewas Terjepit
-
BRI Kucurkan KUR Rp99,31 Triliun, Sektor Pertanian Jadi Primadona
-
4 Fakta Inspiratif di Balik Aksi Pemuda Sibilik Tambal Jalan yang Rusak Puluhan Tahun
-
Jalan Rusak Puluhan Tahun, Pemuda Kampung Sibilik Gotong Royong Modal Sumbangan Semen dan Pasir