Darurat Sampah, Warga Ciputat Bikin Ratusan Biopori Tampung Sampah Organik

Lubang biopori itu dibuat untuk mengolah sampah organik yang dihasilkan oleh warga dari rumah tangga. Terlebih, saat ini Kota Tangsel sedang darurat sampah.

Andi Ahmad S
Jum'at, 19 Desember 2025 | 14:30 WIB
Darurat Sampah, Warga Ciputat Bikin Ratusan Biopori Tampung Sampah Organik
Warga Perumahan Bukit Nusa Indah Serua Ciputat, Kota Tangsel saat membuat lubang biopori dan membuang sampah organik ke lubang biopori, Kamis, 18 Desember 2025. [Wivy/SuaraBanten]
Baca 10 detik
  • Inisiatif Mandiri Warga Warga Bukit Nusa Indah, Ciputat, secara swadaya membuat ratusan lubang biopori untuk mengolah sampah organik rumah tangga sebagai solusi nyata menghadapi kondisi darurat sampah di Kota Tangerang Selatan.

  • Target dan Teknis Pembuatan Ketua RT setempat menargetkan pembangunan 300 lubang biopori dengan kedalaman satu meter per rumah guna memastikan pengelolaan sampah organik selesai di tingkat warga melalui metode resapan yang efektif.

  • Kolaborasi Penanganan Sampah Masyarakat berkomitmen membantu pemerintah menangani sampah melalui pembuatan biopori serta pembentukan bank sampah untuk limbah non-organik, demi menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan bernilai ekonomi secara mandiri.

SuaraBanten.id - Di tengah darurat sampah, warga Perumahan Bukit Nusa Indah Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sibuk membuat ratusan lubang biopori, Kamis, 18 Desember 2025.

Lubang biopori itu dibuat untuk mengolah sampah organik yang dihasilkan oleh warga dari rumah tangga. Terlebih, saat ini Kota Tangsel sedang darurat sampah.

Aksi itu dilakukan di wilayah RT 05 dan 06 RW 13 Perumahan Bukit Nusa Indah sebagai upaya masyarakat dalam menanggulangi persoalan sampah organik yang dihasilkan setiap hari oleh warga.

Ketua RT 06 Pramono Subekti mengatakan, pembuatan lubang biopori itu sudah direncanakan sejak lama dan bisa terealisasi saat ini.

Baca Juga:4 Spot Wisata Alam Hidden Gem di Tangsel untuk Libur Akhir Tahun

"Kita selaku warga ikut berkontribusi dalam menangani sampah ini, jadi jangan dibebankan ke Pemerintah Tangsel saja, tapi kita harus bergerak. Dalam hal ini meminimalisir sampah-sampah yang ada, salah satunya dengan membuat biopori," katanya, Kamis, 18 Desember 2025.

Pramono menargetkan, akan membuat hingga 300 lubang biopori sebagai solusi menangani sampah organik dari rumah tangga warganya.

Setiap rumah, kata Pram, akan dibuat tiga lubang biopori dengan kedalaman satu meter. Pembuatan biopori itu, akan dilakukan secara bertahap dan swadaya masyarakat.

Sedangkan untuk sampah non-organik, Pramono bersama warga akan membentuk bank sampah sehingga menjadi salah satu alternatif mengurangi sampah dan menghasilkan rupiah.

"Sehingga kalau bisa sampah itu cukup diatasi oleh warga, tidak hanya ditanggung sendiri oleh pemerintah. Mudah-mudahan Pemkot Tangsel segera mencari solusi terbaik untuk tangani masalah sampah," ungkap Pram.

Baca Juga:Warga Ciledug dan Sekitarnya Harap Waspada! 3 Kecamatan Ini Masuk Zona Merah Banjir

Salah seorang warga Zulkifli mengatakan, persoalan sampah tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah, tetapi sebagai masyarakat yang menghasilkan sampah juga ikut bertanggungjawab untuk mencegah adanya penumpukan sampah. Salah satunya, yakni dengan gerakan pembuatan biopori yang dilakukan masyarakat secara mandiri.

Dia mengajak, seluruh warga Kota Tangsel berinisiatif melakukan aksi pengolahan sampah dari rumah sehingga bisa bersama-sama mengatasi persoalan sampah.

"Untuk warga Tangsel, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pemerintah tentang penumpukan sampah, tapi kita bisa lakukan secara pribadi rumah ke rumah membuat biopori untuk mengolah sampah organik di rumah," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak