- Pemkot Tangsel meminta masyarakat bersabar atas penataan TPA Cipeucang yang dilakukan bertahap karena TPA harus tetap operasional menerima 250 ton sampah per hari.
- Pekerjaan teknis penataan meliputi penataan zona aktif, penguatan struktur tanah, peningkatan kapasitas pemilahan, dan perbaikan akses operasional TPA.
- Pengamat kebijakan publik menyarankan Pemkot menyeimbangkan perbaikan struktural TPA dengan menjaga stabilitas pengangkutan sampah permukiman warga.
SuaraBanten.id - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) meminta masyarakat bersabar terkait penanganan Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Cipeucang.
Pemkot pun memastikan seluruh langkah perbaikan terus berjalan dan menyebut kritik publik sebagai masukan penting dalam memperkuat kebijakan pengelolaan sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangsel Bani Khosyatulloh mengatakan sejumlah pekerjaan teknis saat ini tengah diselesaikan bertahap.
Ia menegaskan bahwa penanganan tidak bisa dilakukan sekaligus karena TPA harus tetap beroperasi menerima sekitar 250 ton sampah per hari.
Baca Juga:Korban Bullying Kritis Dipukul Kursi Sekolah, KPAI Desak Kasus di SMPN 19 Tangsel Wajib Diproses
“Kami memohon masyarakat bersabar. Ada tahapan teknis yang harus dipenuhi agar proses penataan benar-benar aman dan berkelanjutan. Perbaikan berlangsung setiap hari, tetapi tetap harus menjaga stabilitas lahan dan operasional TPA,” kata Bani, Serpong Kamis 11 Desember 2025.
Menurut Bani, Pemkot sedang menata ulang zona aktif, memperkuat struktur tanah di area berisiko, meningkatkan kapasitas pemilahan sampah, serta menata akses operasional. Sejumlah kendala teknis dan administrasi, seperti pengujian struktur dan pengaturan alur pembuangan, juga masih membutuhkan waktu penyelesaian.
Pihaknya menyebut telah membuka ruang dialog dengan berbagai komunitas lingkungan, akademisi, dan tokoh masyarakat untuk mencari solusi terbaik bagi penataan Cipeucang.
“Kami tidak tinggal diam. Penanganan dilakukan bertahap dan terukur. Kritik warga kami terima sebagai masukan. Kami hanya membutuhkan ruang untuk menyelesaikan tahapan yang sudah berjalan,” ujarnya.
DLH Tangsel pun mengajak warga mendukung pengurangan timbulan sampah melalui pemilahan rumah tangga, pengolahan sampah organik, dan pemanfaatan bank sampah. “Kami memohon dukungan warga. Tujuan kami sama dengan warga yakni menciptakan Tangsel yang lebih bersih dan pengelolaan Cipeucang yang modern,” katanya.
Baca Juga:5 Fakta Pilu Kasus Perundungan Siswa SMP di Tangsel: Dipukul Kursi Besi Hingga Saraf Rusak
Pemkot Tangsel menegaskan akan terus memperbarui perkembangan penanganan Cipeucang dan membuka ruang dialog dengan masyarakat, komunitas lingkungan, serta pemangku kepentingan terkait.
Di sisi lain, pengamat kebijakan publik Yanuar Wijanarko menilai persoalan Cipeucang memang tidak mudah diselesaikan dalam waktu singkat. Ia menyebut Pemkot Tangsel sudah mengambil langkah teknis yang diperlukan, meski perlu percepatan di beberapa aspek.
“Pengelolaan sampah bukan pekerjaan sederhana. Ada kendala teknis, dinamika lahan, dan kebutuhan koordinasi lintas pihak. Upaya pemerintah tidak cukup tanpa dukungan masyarakat,” kata Yanuar.
Meski demikian, dirinya meminta dalam proses mencari solusi dalam penanganan TPA Cipeucang tetap harus disertai mitigasi agar tidak memunculkan persoalan baru. Ia menyoroti keluhan sebagian warga mengenai sampah yang belum terangkut selama adanya pembatasan operasional di TPA Cipeucang.
“Penanganan Cipeucang jangan sampai menimbulkan masalah baru. Saat TPA dibatasi atau ditutup sementara, akan terjadi penumpukan di lingkungan warga bisa memicu penyakit, apalagi dalam kondisi musim hujan seperti sekarang,” kata Yanuar.
Menurutnya, prioritas Pemkot saat ini harus mencakup dua sisi yakni memastikan perbaikan struktural di TPA berjalan, sekaligus menjaga pelayanan pengangkutan sampah di permukiman tetap stabil.