Upaya intervensi juga dilakukan melalui kebijakan fiskal untuk mendukung UMKM yaitu terkait dengan pajak penghasilan, subsidi bunga bantuan langsung tunai, realokasi PPN dan lain-lain. Selanjutnya terkait dengan pembiayaan ultra mikro itu menjadi salah satu alat intervensi kebijakan fiskal di dalam mendukung UMKM. Jadi di sini memang pembiayaan Ultra mikro itu yang sudah kita kenalkan tahun 2017 itu menjadi salah satu katalis untuk pembiayaan mikro untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Tidak hanya itu,terkait dengan UMKM itu juga diiringi dengan perkuatan daya beli masyarakat melalui program perlindungan sosial. Jadi dalam hal ini, program-program masyarakat miskin dan rentan itu akan diarahkan untuk menuju masyarakat kelas menengah. Dan beberapa pantuan sosial yang kita lakukan itu termasuk di dalamnya adalah tidak hanya bantuan sosial, tapi bagaimana memberdayakan masyarakat tersebut.
“Dengan demikian diharapkan akan menumbuhkan kelas menengah di dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Jadi di dalam hal ini strategi utamanya adalah perluasan akses, kemudian terkait dengan peningkatan iklim investasi dan berikutnya adalah bagaimana kita juga peningkatan kompetensi tenaga kerja dan peningkatan sistem logistik dan konektivitas. Ini menjadi penting di dalam penguatan peningkatan kelas menengah,” ungkap Eka.
Pengembangan ekonomi inklusif yang mencakup berbagai aktor pembangunan membutuhkan kolaborasi dan penguatan sinergi berbagai pihak.
Baca Juga:BRI Jamin Data Keamanan Nasabah Terjaga, Tak Ada Ransomware
“Jadi pertama adalah bagaimana kita menyelaraskan sasaran kebijakan pertumbuhan inklusif. Tadi di awal, Bu Menteri Keuangan sudah menyampaikan bahwa banyak program-program yang scattere di dalam kementerian-kementerian lembaga. Dan mungkin itulah yang harus kita coba untuk kita apa konsolidasikan. Sehingga targetnya jelas tidak satu ini punya program sendiri dan lain-lain,” imbuh Eka.
Menurutnya dengan kolaborasi teknologi data menjadi penting karena salah satu informasi data itu menjadi bahan untuk bisa mengevaluasi dan kita bisa merupan kebijakan secara tepat dan benar.
Kemudian formalisasi usaha termasuk memperkuat akses formal terhadap UMKM ini menjadi penting dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lapangan usaha .
“Bank BRI ini adalah contoh yang baik karena bank BRI ini adalah bank yang relatif cukup besar dan penyaluran kreditnya terhadap UMKM sudah cukup banyak. Kalau tadi saya lihat itu mencapai sekitar Rp1000 triliun. Ini adalah salah satu upaya yang nyata pengembangan UMKM,” ungkap Eka.
Disampaikannya bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani juga sudah menyampaikan adanya ketidakpastian perekonomian ke depan, kita melihat situasi geopolitik dan geoekonomi dunia , yang menjadikan salah satu tantangan bahwa bagaimana kita untuk tumbuh ke depan.
Baca Juga:Sistem Keamanan BRI Teruji: Transaksi Digital Tetap Lancar dan Aman
Kalau kita melihat Indonesia, Indonesia itu merupakan salah satu negara yang cukup luas tetapi kita melihat bahwa ada kesenjangan antar wilayah yang cukup tinggi di dalam pembangunan kita. Kalau kita lihat, pembangunan itu masih didominasi oleh bagian barat Indonesia, sementara timur relatif tertinggal.
Dengan demikian itu akan menjadi salah satu konsen kita adalah bagaimana kita bisa tumbuh tinggi. Mungkin Bapak Ibu sering mendengar Indonesia emas 2045. Apa itu yang kita sebut Indonesia emas 2045? Indonesia emas itu tidak hanya 100 tahun Indonesia merdeka, tetapi adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan bonus demografi kita.
Di dalam hal ini, kita hanya punya waktu sekitar 21 tahun, itu bukan tahun yang tidak panjang. Untuk itu kita harus bisa keluar dari middle income trap.
Pertanyaannya bagaimana caranya? Jadi caranya adalah pertama adalah memang ekonomi harus tumbuh paling tidak 6 sampai 7%. 7% itu kita bisa keluar sebelum 2040, 6% itu adalah kita akan keluar sekitar tahun 2041, nah ini yang yang menjadi apa syarat untuk kita maju.
Adapun yang kita sebut goal kita, kemudian cita-cita kita, pertama 2045 kita ingin, pendapatan perkapita kita setara dengan negara maju yaitu sebesar 30.300 USD. Kemudian yang kedua terkait dengan bagaimana kita bisa menurunkan kemiskinan dan ketimpangan. Ketiga itu adah bagaimana kita bisa meningkatkan human capital masyarakat Indonesia. Kemudian yang keempat bagaimana kita bisa pengaruh dan apa leadership kita di kawasan meningkat. Dan terakhir yang tidak bisa kita lupakan adalah bagaimana kita mengadress isu lingkungan. Jadi ini semua ada apa target-target yang cukup ambisi yang ambisius yang ingin kita capai.
Kalau kita lihat, tadi saya sudah bicara mengenai longterm plan, sekarang kita masuk bagaimana kita menterjemahkan visi misi dari Asta Cita itu. Bapak Ibu sekalian rpjmn 2025-2029 menekankan pada pertumbuhan berkelanjutan, penurunan kemiskinan dan sumber daya manusia yang berkualitas. Dan ini akan dilaksanakan kepada seluruh wilayah dan dipantau secara berkala.