Awal November Jalur Tracking Semenanjung Ujung Kulon Ditutup, Wisatawan Dilarang Masuk

Jalur tracking yang ditutup yakni, Cilintang - Karang Ranjang - Kalejetan - Legon Pakis yang termasuk wilayah Semenanjung Ujung Kulon seluas 32 ribu hektare untuk wisatawan.

Hairul Alwan
Selasa, 24 Oktober 2023 | 19:23 WIB
Awal November Jalur Tracking Semenanjung Ujung Kulon Ditutup, Wisatawan Dilarang Masuk
Badak Jawa yang Ada di Taman Nasional Ujung Kulon. (Pixabay)

SuaraBanten.id - Balai Taman Nasonal Ujung Kulon (TNUK) secara resmi akan menutup jalur traking Semenanjung Ujung Kulon sejak awal bulan depan alias mulai 1 November 2023 mendatang .

Diketahui, jalur tracking yang ditutup meliputi, Cilintang - Karang Ranjang - Kalejetan - Legon Pakis yang termasuk dalam wilayah Semenanjung Ujung Kulon seluas 32 ribu hektare untuk wisatawan.

Berdasarkan Surat Edaran P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi penutupan Semenanjung Ujung Kulon mulai berlaku pada 1 November 2023.

Diketahui, penutupan wilayah Semenanjung Ujung Kulon untuk wisatawan dilakukan untuk mengembalikan area jelajah Badak Jawa hingga bisa terlihat di tempat-tempat yang dulu kerap dijumpai.

Baca Juga:Hore, Anak Badak Jawa Berjenis Kelamin Betina Kembali Lahir di Ujung Kulon, Total Populasi Jadi 81 Ekor

Ditutupnya area Semenanjung Ujung Kulon bagi wisatawan juga menjadi langkah Balai Taman Nasional Ujung Kulon untuk mencegah terjadinya perburuan liar satwa-satwa yang ada di Kawasan TNUK.

"Karena memang badak itu sudah susah dijumpai di tempat yang biasanya dijumpai, artinya badak sudah tidak mau lagi ke situ karena sudah mulai rame orang," kata Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Ardi Andono, Senin (23/10/2023).

"Jadi kita menutup areal tersebut sehingga diharapkan badak bisa kembali ke lokasi yang dulu merupakan jalur-jalur wisata. Dan bisa dibilang begitu (antisipasi perburuan liar)," paparnya.

Ardi Andono juga mengungkapkan jika penutupan itu tidak berlaku kepada pihak yang ingin melakukan penelitian dan patroli di wilayah tersebut.

"Jadi kalau dilarang itu sudah tidak ada pengecualian orang masuk ke dalam TNUK, kecuali diperkenankan buat penelitian dan patroli," ujar Ardi Andono.

Baca Juga:Satgas TNUK Temukan Tulang Belulang Badak Jawa Korban Perburuan, Polisi Kejar Pelaku

Ditutupnya Semenanjung Ujung Kulon membuat wisatawan yang hendak berziarah ke Sanghiyang Sirah dipastikan sudah tidak bisa melalui jalur darat dan harus menggunakan perahu melalui jalur Perairan Bidur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini