“Kondisi kayak gini sudah berlangsung dari kuarter tiga tahun lalu (tahun 2022-red). Jadi kita berharap untuk di kuarter satu tahun 2023 ini ada perbaikan dan nggak tahunya sama saja (masih memburuk-red), (produksi) menurun,” ujar Danang dikutip dari BantenNews.co.id (Jaringan SuaraBanten.id), Selasa (10/1/2023).
Danang juga menjelaskan alas kaki yang diproduksi di PT Nikomas Gemilang seluruhnya di ekspor ke Eropa. Lantaran inflasi sedang tinggi mereka menurunkan pesanannya.
“Kita 100 persen ekspor dan pembeli kita dari Eropa sana semuanya, negara di Eropa sana kan inflasinya lagi pada tinggi-tinggi jadi mereka lagi menurunkan order,” papar Danang.
Sebelum membuka pengunduran diri sukarela itu, PT Nikomas Gemilang sudah melakukan upaya agar tidak terjadinya pengunduran diri dari 53.400 karyawan.
Baca Juga:Soal PHK Sepihak PT Nikomas, Pemkab Serang Sarankan Dialog Pekerja dan Pengusaha
Sejumlah upaya yang dilakukan si antaranya, perusahaan sudah tidak membuka rekrutmen, tidak melakukan lembur, tidak ada cuti, melakukan pengurangan jam kerja dan sudah memberlakukan cuti khusus.
“Tapi tetap saja tidak ketolong, tetap harus ada pengunduran diri,” ungkap Danang.
Danang juga mengaku telah berkomunikasi dengan serikat pekerja dan stakeholder pemerintah terkait keputusan pembukaan pengunduran diri sukarela tersebut.
“Sejauh ini kita selalu berdiskusi dengan serikat, stakeholder pemerintah seperti Disnaker jadi alhamdulillah sampai saat ini tidak ada yang protes," katanya menjelaskan.
"Karena kita selalu menjelaskan ini bukan kemauan perusahaan terus juga kita sudah mencoba agar semua bisa bekerja seperti jam kerja dipotong, gaji 70 persen, tetap digaji walau kerja 4 hari dan itu sudah diterapkan semuanya selama 3 bulan,” imbuh Danang.
Baca Juga:Profil PT Nikomas Gemilang, Perusahaan Sepatu yang Tawari 1.600 Karyawan Resign Sukarela
Dikonfirmasi terkait akankah ada pembukaan rekrutmen atau pengunduran diri kembali, Danang mengaku belum bisa memastikannya sebab harus melihat situasi ekonomi global.