"Mereka (Warga) enggak punya HP, orang orang awam lah orang-orang enggak tau sebenernya mah, istilahnya kurang pemahaman lah gitu tuh, warga saya ada yang enggak bisa baca tapi dibacain," sambungnya.
Kata Fahyudi, warga dijemput dari kediamannya lalu dibawa ke suatu tempat kemudian menandatangani surat dukungan tersebut. Setelahnya, diberikan uang senilai Rp1 juta.
"Nah, dikasih uang Rp1 juta. Bahasanya untuk pendukungan persetujuan pembangunan gereja, tapi kalo ditelusuri satu satu itu macem-macem, ada yang untuk santunan yatimlah, ini dan itu," terangnya.
Meski demikian, Fahyudi menyebut kini warganya yang sempat memberikan dukungan pembangunan gereja telah mencabut kembali dukungannya. Bahkan, sekarang berbalik menandatangani dukungan penolakan bersama ribuan masyarakat lainnya di luar Kelurahan Gerem, Grogol, Kota Cilegon.
"Sekarng udah mencabut dukungan atas inisiatif sendiri minta penolakan, dan minta pencabutan persetujuan untuk gereja itu," ujarnya.
"Jadi, di situ semua dari masyarakat kami juga sudah menandatangani penolakan diatas materai sudah, intinya engga setuju. Bukan hanya dari lingkungan saja, semua dari sekelurahan gerem dari luar gerem kurang lebih seribu orang ditujukan kepada HKBP Maranatha, Wali Kota segala macem FKUB hingga MUI," tutupnya.
Kontributor : Firasat Nikmatullah