"Kata dokter memang pertumbuhannya lambat gitu tar juga sedikit-sedikit bisa," tuturnya menirukan ucapan sang dokter.
Sekarang Anisa pun rutin dilakukan pemantauan dua minggu sekali oleh bidan dan dokter gizi dari Puskesmas dan biayanya sudah ditanggu oleh pemerintah.
"Cuma hanya dikasih obat paru yang gratis, kalau vitamin sirup dari luar harus beli. (Vitamin sirup) anjuran dari dokter tapi tidak ada di puskesmas," ucapnya.
Al hasil, setiap bulan dia harus menanggung sendiri biaya pembelian vitamin jenis sirup yang dianjurkan dokter gizi. Kondisi ini yang membuat berat ditengah keterbatasan ekonimi. Suami Nefiant, Hendra hanya bekerja sebagai harian lepas di sebuah toko keramik di Serang.
Baca Juga:Eks Kadis dan Sekdis Dindikbud Banten Terdakwa Korupsi Komputer UNBK Rp25 Miliar Divonis 16 Bulan
Anisa merupakan anak ketiga dari pernikahannya dengan Hendra, anak pertamanya sudah terlebih dahulu meninggal mendahului kedua orangtuanya. Berbeda dengan anak ketiga, justru anak keduanya normal.
"Jangankan buat berobat buat makan jajan saja kekurangan," imbuh Neti mengeluhkan kondisi ekonominya.
Semenjak dilakukan pemantauan selama tiga bulan dan rutin minum obat dan vitamin, kata Nefi, anaknya mengalami perkembangan yang baik, berat badannya kini bertambah menjadi 7 kilogram di usia 1,2 bulan.
"Sekarang mah kalau duduk pegangan berdiri sendiri. Sudah mulai ngesot juga," pungkasnya.
Kontributor : Anwar Kusno
Baca Juga:Nyalip Truk dari Kiri, Pemotor di Kibin Serang Terjatuh Lalu Tewas Terlindas Truk