Perang Sarung di Mandalawangi Pandeglang Makan Korban Jiwa, Satu Orang Tewas

Perang sarung antara dua kelompok pemuda di Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang memakan korban jiwa.

Hairul Alwan
Senin, 18 April 2022 | 12:56 WIB
Perang Sarung di Mandalawangi Pandeglang Makan Korban Jiwa, Satu Orang Tewas
ILUSTRASI perang sarung di Mandalawangi, Pandegeglang, Banten. [SuaraBogor.id/Devina]

SuaraBanten.id - Perang sarung yang kerap kali terjadi saat bulan Ramadhan kerap kali memakan korban. Terbaru perang sarung antara dua kelompok pemuda di Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang memakan korban jiwa hingga menyebabkan satu remaja tewas.

Korban tewas bernama Erwin (17) warga Kampung Kadu Cina, Desa Gunungsari, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten. Korban meninggal dunia, Minggu (17/4/2022) sore sekira pukul 17.42 WIB di kediamannya.

Anak Baru Gede (ABG) itu diduga meninggal usai jadi korban perang sarung yang terjadi Jumat (15/4/2022) lalu. Sebelum meninggal, korban dikabarkan sempat melerai aksi perang sarung yang dilakukan dua kelompok pemuda.

Korban yang saat itu berada di masjid sekitar rumahnya mencoba menghentikan dua kelompok pemuda yang sedang perang sarung hingga masuk ke masjid.

Baca Juga:3 Fakta dari Viral Anak Mengaku Ditusuk Ibu Kandung Saat Bangunkan Sahur, Perkara Potong Lontong dan Teriakan Histeris

Namun nahas, bukannya berhenti perang sarung, salah satu kelompok malah menganiaya korban hingga mengalami luka cukup serius di bagian kepala. Korban yang sempat dibawa ke rumah sakit akhirnya meninggal dunia di kediamannya.

Saat dikonfirmasi, bibi korban Nurlaelis Syailendra (45) mengatakan, saat kejadian dua kelompok pemuda dari Kampung Kadu Cina dan Balai Gede sedang melakukan aksi perang sarung. Saat itu kelompok warga Kampung Kadu Cina terdesak dan masuk ke dalam masjid hingga akhirnya keponakannya dianiaya hingga pingsan.

Sempat tidak sadarkan diri, korban akhirnya dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang dan dinyatakan mengalami pendarahan otak oleh tim medis.

Keluarga korban akhirnya membawanya ke Rumah Sakit Sari Asih Serang untuk mendapat perawatan. Namun tim medis menyatakan korban harus segera menjalani operasi otak.

Karena tak memiliki biaya operasi, keluarga akhirnya memutuskan korban dibawa kembali ke rumahnya.

“Di Kampung aku ada kejadian main samping-sampingan (perang sarung), nah sarungnya itu diisi batu. Karena anak-anak Kadu Cina terdesak lari ke masjid, di masjid dilerai oleh Erwin. Eh, malah Erwin yang dipukuli menggunakan sarung yang berisi batu hingga jatuh pingsan,” kata Lilis, Senin (17/4/2022).

Baca Juga:Diguyur Hujan Deras, Kecamatan Cigemblong Lebak Terendam Banjir

“Karena terkendala biaya (harus mengeluarkan biaya Rp50 juta), akhirnya kemarin (Minggu) dibawa pulang, dan jelang magrib meninggal dunia. Erwin ini juga anak yatim, maka dari itu saya minta aparat kepolisian segera menindak tegas para pelakunya,” ungkapnya.

Bibi korban meminta aparat kepolisian mengusut tuntas masalah ini agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan akibat perang sarung.

“Ini kan bahaya, tindakan kriminal anak-anak. Biar ada efek jera juga dan orang tuanya supaya mengawasi kegiatan anak-anak. Inikan bahaya, maka dari itu harus ada upaya tindakan tegas dari pihak kepolisian,” terangnya.

Tak hanya meminta aparat kepolisian melakukan upaya pencegahan, bibi korban pun berencana melaporkan kejadian ini supaya para pelakunya menerima ganjaran yang setimpal.
“Hasil visumnya sudah ada, pihak keluarga mau laporan,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini