Gubernur Banten Sebut PPKM Mikro Tidak Efektif: Disiplin Prokes Berkurang Gegara Jenuh

Wahidin Halim sebut disiplin prokes berkurang. Hal tersebut, lanjut Wahidin Halim disebutkannya gegara jenuh menjalani prokes.

Hairul Alwan
Selasa, 22 Juni 2021 | 16:20 WIB
Gubernur Banten Sebut PPKM Mikro Tidak Efektif: Disiplin Prokes Berkurang Gegara Jenuh
Gubernur Banten Wahidin Halim. [Ist]

SuaraBanten.id - Gubernur Banten Wahidin Halim sebut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro tidak efektif. Wahidin Halim sebut disiplin prokes berkurang. Hal tersebut, lanjut Wahidin Halim disebutkannya gegara jenuh menjalani prokes.

Wahidin Halim menilai kebijakan PPKM mikro di delapan kota/kabupaten belum efektif. WH sebut disiplin masyarakat berkurang akan penerapan Prokes.

“(Banyak) orang keluar masuk (Banten). Pulang mudik diam-diam, bawa penyakit Covid-19. Acara pernikahan, perkawinan bebas ada dangdutan segala. Menurunnya kesadaran masyarakat karena kejenuhan dan sebagainya,” kata WH.

WH mengungkapkan, dalam beberapa hari terakhir kasus konfirmasi positif Covid-19 terus meningkat yakni hampir tembuh 500 kasus perhari. Sementara untuk Bed Occupancy Rate (BOR) mendekati 90 persen.

Baca Juga:UAS Ceramah Soal Musik, Ferdinand Hutahaean: Kok Ucapan di Panggung dan Dunia Nyata Beda?

WH menilai, lonjakan kasus akibat pembukaan destinasi wisata pasca Hari Raya Idul Fitri 2021.

“Makanya wisata tutup didukung. Ini kan (wisata) terbuka banget, kemarin orang bebas, pasar penuh, mall-mall penuh, bisa jadi Covid naik lagi, datang ke rumah sakit penuh. Sampein ke masyarakat, capek, capek, capek tangani Covid,” tegas WH.

WH mengaku, ke depan kegiatan masyarakat harus lebih diperketat lagi.

“Tapi kita minta petunjuk pusat, (apa harus) Lockdown, PPKM atau PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), ” ungkapnya.

WH menyebut, saat ini BOR rumah sakit di Banten mencapai 89 persen.

Baca Juga:Doa Ketemu Yesus Saat Tahajud Dikabulkan, Baju Nania Dibakar dan Dianggap Mati Orangtua

“Kalau ada lonjakan lagi (rumah sakit) ngga bisa nampung lagi. Di Kota Tangerang saja (BOR) rumah sakit sudah 90 persen lebih,” ujarnya.

WH menjelaskan, secara hitung-hitungan dengan total 3.700 tempat tidur yang ada di rumah sakit di Banten masih dapat menampung pasien Covid-19. Hal itu dihitung berdasarkan statistik kasus pada 2020 lalu.

“Cuma ada perkiraan kita lebih dari tahun lalu. Makanya dibilang jangan ada wisata dulu, karena ada risiko itu. Mudik ngga boleh, wisata boleh itu kan sebulan dari lebaran, (angka kasus) ngerembet naik, tambah lagi-tambah lagi. Kagak pada nurut dibilanginnya, sudah ngga pake masker di pasar di kawinan juga,” tandasnya.

Sementara, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, per 21 Juni 2021, kasus Covid-19 per hari di Banten mencapai 476 kasus. Sedangkan kasus kumulatif saat ini mencapai 54.216 kasus dengan rincian 2.972 pasien masih dirawat, 49.854 pasien sembuh dan 1.390 pasien meninggal.

Provinsi Banten sendiri saat ini masuk dalam zona oranye Covid-19 atau zona penyebaran sedang.

Di sisi lain, seiring meningkatnya kasus Covid di delapan kabupaten/kota juga berimbas pada naiknya BOR di rumah sakit-rumah sakit. Berdasarkan data per 18 Juni 2021, BOR ICU saat ini mencapai 76,42 persen dengan rincian total kapasitas tempat tidur ICU di Banten sebanyak 352, 269 tempat tidur sudah terpakai dan tersisa 83 tempat tidur.

Untuk BOR tempat tidur isolasi saat ini sudah mencapai 80,61 persen dengan rincian 2.762 telah terpakai hanya menyisakan 664 tempat tidur. Untuk BOR rumah singgah pasien Covid-19 saat ini mencapai 87,90 persen, dengan rincian 763 terpakai dan menyisakan 105 tempat tidur.

Kontributor : Oki Fathurrohman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini