Sejarah Kabupaten Tangerang, Tembok Pelindung Kesultanan Banten

Di masa lalu, Kabupaten Tangerang dijadikan Kesultanan Banten pertahanan melawan agresi militer Belanda. Tangerang tembok pelindung Kesultanan Banten.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 21 Mei 2021 | 15:58 WIB
Sejarah Kabupaten Tangerang, Tembok Pelindung Kesultanan Banten
Logo Kabupaten Tangerang
Rumah Yati, janda 4 anak di Kabupaten Tangerang. (Bantenhits/Rikhi Ferdian)
Rumah Yati, janda 4 anak di Kabupaten Tangerang. (Bantenhits/Rikhi Ferdian)

Para tumenggung itu tumbang pada tahun 1684, seiring dengan dibuatnya perjanjian antara Pasukan Belanda dengan Kesultanan Banten pada 17 April 1684.

Perjanjian tersebut memaksa seluruh wilayah Tangerang masuk ke kekuasaan Penjajah Belanda. Kemudian, Belanda membentuk pemerintahan kabupaten yang lepas dari Kesultanan Banten di bawah pimpinan seorang bupati.

Jika merunut kepada legenda rakyat dapat disimpulkan bahwa cikal-bakal Kabupaten Tangerang adalah Tigaraksa.

Nama Tigaraksa itu sendiri berarti Tiang Tiga atau Tilu Tanglu, sebuah pemberian nama sebagai wujud penghormatan kepada tiga Tumenggung yang menjadi tiga pimpinan ketika itu.

Baca Juga:Sejarah dan Asal Usul Serpong, Dulu Tempat Perang, Kini Jadi Kawasan Elit

Seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten membangun tugu prasasti di bagian Barat Sungai Cisadane, saat ini diyakini berada di Kampung Gerendeng.

Waktu itu, tugu yang dibangun Pangeran Soegri dinamakan sebagai Tangerang, yang dalam bahasa Sunda berarti tanda.

Setelah Kabupaten Tangerang di pimpin seorang bupati di era pemerintahan Belanda pada periode tahun 1682-1809 adalah Kyai Aria Soetadilaga I-VII.

Jembatan Penghubung Tigaraksa - Munjul di Tangerang tengah diperbaiki. [Suara.com/Ridsha Vimanda Nasution]
Jembatan Penghubung Tigaraksa - Munjul di Tangerang tengah diperbaiki. [Suara.com/Ridsha Vimanda Nasution]

Setelah keturunan Aria Soetadilaga dinilai tidak mampu lagi memerintah Kabupaten Tangerang, Belanda menghapus pemerintahan ini dan memindahkannya ke Batavia.

Kemudian Belanda membuat kebijakan, sebagian tanah di Tangerang dijual kepada orang-orang kaya di Batavia, yang merekrut pemuda-pemuda Indonesia untuk membantu usaha pertahanannya, terutama sejak kekalahan armadanya di dekat Mid-Way dan Kepulauan Solomon.

Baca Juga:Bapak yang Hajar Anaknya Ditangkap Polisi, Korban Lemas dan Ketakutan

Namun pada tanggal 29 April 1943 terbentuk Kabupaten Tangerang, disusul dibentuknya beberapa organisasi militer, diantaranya Keibodan (barisan bantu polisi) dan Seinendan (barisan pemuda).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini