Sambangi Keluarga Rela Ngemis Demi Sekolah Anak, Ini Kata WaWali Cilegon

Pemkot Cilegon akan menjamin anaknya Suci Ajeng Mulia (16) masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Hairul Alwan
Rabu, 19 Mei 2021 | 11:49 WIB
Sambangi Keluarga Rela Ngemis Demi Sekolah Anak, Ini Kata WaWali Cilegon
Wakil Wali Kota Cilegon kunjungi keluarga rela ngemis untuk sekolah [Suara.com/ Adi Mulyadi]

SuaraBanten.id - Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta sambangi keluarga rela ngemis demi sekolah anak. Diketahui keluarga ini sudah tujuh bulan tak berpenghadilan, karenanya mereka rela ngemis demi sekolahkan anak.

Rosidah (36) dan Gita Bahari (51), pasutri nekat ngemis demi sekolahkan anak kini mulai lega. Pemkot Cilegon akan menjamin anaknya Suci Ajeng Mulia (16) masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta langsung meninjau kediaman pasutri dan anaknya asal Jombang Kali, Kecamatan Jombang, itu di rumah kontrakan sekaligus tempat usaha di Link Simpang tiga, Kelurahan Ramanuju, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon.

Pihaknya akan menjamin Suci Ajeng Mulia masuk ke sekolah lanjutan tingkat menengah usai lulus dari MTs di Anyer. Namun Pemkot meminta kepada Gita Bahari untuk membereskan administrasi kependudukan terlebih dahulu.

Baca Juga:Imbas Pandemi Keluarga Ini Tak Berpenghasilan dan Ngemis Demi Sekolah Anak

Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta mengaku kasihan terhadap Suci Ajeng Mulia yang ingin melanjutkan sekolah ketingkat menengah. Pihaknya melalui Dinas Pendidikan akan mencarikan sekolah untuk Suci Ajeng Mulia.

"Iya kasihan juga ya, kita sudah liat tadi. Keluarganya kurang mampu, dia tinggal sama ibu tirinya, dia ingin sekolah sambil pesantren. Kita perintahkan Dindik untuk dibantu," katanya.

Diungkapkan Sanuji, sebetulnya untuk sekolah SMK, SMK, atau Swasta itu bantuannya besar dari pemerintah Provinsi, seharusnya terbantu dengan dana dari Provinsi.

"Untuk biaya hidupnya kita akan bantu melalui Dinsos. Dia masih belum punya KTP sini, tapi bapaknya itu ada tapi KTP Jombang, ibunya dari Gunung Sugih, anaknya tinggal sama neneknya di Anyer," kata Sanuji.

Senda disampikan, Lurah Ramanuju Amin Hidayat, pihkanya akan membantu Suci Ajeng Mulia untuk bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah.

Baca Juga:Tuding Ulama 212 Bohong, Youtuber Fransiskasari: Kapan Palestina Berjasa?

"Keluarga ini kan secara administrasi belum lengkap, masih acak-acakan. Tapi kan administrasi nya harus dibereskan dulu, saat ini kan masih beda jauh, suaminya alamat Jombang kali, istrinya orang gunung sugih anaknya kan di Anyer," katanya.

Dikatakan Amin, sesuai perintah dari Wakil Wali Kota agar membereskan administrasi terlebih dahulu. Karena yang bersangkutan belum terdaftar di Kelurahan Ramanuju.

"Kami akan secepatnya urus, terutama kita akan urus isbat nikahnya, Karen ayang bersangkutan nikah sirih. Sepengakuan beliau kan dia baru bayar kontrakan 4 kali. Artinya dia baru 4 bulan disini, dan belum melapor juga ke RT setempat," ujarnya

Meski sekolah menengah itu bukan kewenangan dari Kabupaten/Kota. Pihaknya akan melakukan pengawalan terhadap Suci Ajeng Mulia agar bisa melanjutkan sekolah.

"Nanti kita kawal, kita daftarkan ke Dinsos (Dinas Sosial-red) supaya mendapatkan program Kartu Indonesia Pintar, programnya bapak Jokowi," pungkasnya.

Ditempat yang sama Gita Bahari, mengaku merasa terbantu atas tanggungan yang diberikan Pemkot Cilegon menjamin anaknya melanjutkan sekolah.

"Alhamdullilah merasa terbantu, tadi pak Wakil kesini, katanya mau menjamin sekolah, dibantu fasilitas sekolah juga. Cuma suruh menyelesaikan administrasi," katanya.

Dikatakan dia, meski sudah ada bantuan dari pemerintah dirinya tidak akan menutup usaha jasa duplikat kunci. Gita berjanji, tidak akan kembali lagi ke jalan untuk mengemis demi menyekolahkan anaknya

"Kalau sudah ada bantuan gini saya dan keluarga engga akan turun lagi ke jalan, yang penting anak bisa sekolah. Kalau untuk sehari-hari makan mudah-mudahan cukup dari sini," katanya.

Diungkapkan Gita, saat ini penghasilan duplikat kunci tidak bisa diharapkan, jangankan untuk melanjutkan anak sekolah untuk makan saja sulit. Dikeluhkan Gita, sudah 7 bulan terakhir ini dirinya tidak mendapatkan masukan dari usahanya itu.

"Kalau harga sih bervariasi antara Rp.15 ribu sampai Rp.40 ribu. Sekarang kan engga ada sama sekali, ada sehari ini satu dua orang, nanti dua hari engga ada," keluhnya

Kontributor : Adi Mulyadi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini